Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Apa Itu Japanese First dalam Politik Jepang?

Kompas.com - 27/07/2025, 19:16 WIB

Dalam pemilu sebelumnya pada 2022, mereka memenangkan satu kursi setelah mengampanyekan retorika yang menolak dominasi institusi global dan elit finansial.

Dalam kampanye tahun ini, mereka kembali membawa narasi populis seperti pemotongan pajak konsumsi dan peningkatan tunjangan anak.

Namun, yang paling menonjol dari kampanye mereka adalah sikap nasionalis yang menolak keberadaan imigran asing.

Gaya kampanye ini disebut-sebut terinspirasi dari pendekatan politik mantan Presiden AS, Donald Trump. Sohei Kamiya, pemimpin Sanseito, secara terbuka mengakuinya.

Dukungan terhadap Sanseito datang terutama dari kelompok konservatif muda yang aktif di dunia digital.

Mereka merasa nilai konservatif tak lagi diwakili oleh partai penguasa, Partai Demokrat Liberal (LDP).

Perubahan Arah Politik Konservatif di Jepang

Kemenangan Sanseito mengindikasikan pergeseran arah politik konservatif di Jepang.

Di tengah krisis ekonomi dan tingginya biaya hidup, banyak pemilih mulai kehilangan kepercayaan terhadap Perdana Menteri Shigeru Ishiba dan pemerintahannya.

Sebagian pemilih menganggap Ishiba tidak cukup konservatif, terutama jika dibandingkan dengan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.

Kurangnya sikap tegas terhadap isu-isu nasional seperti sejarah dan hubungan dengan China membuat Ishiba dinilai lemah oleh kelompok konservatif.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.