Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Visa

Mau Kerja Resmi di Jepang? Ini Syarat, Proses, dan Realita Jalur Resmi PMI

Kompas.com - 27/07/2025, 17:05 WIB

Setiap tahun, ribuan warga Indonesia mengambil langkah berani untuk mengejar masa depan yang lebih baik dengan bekerja di luar negeri.

Jepang menjadi salah satu tujuan utama, khususnya untuk pekerjaan di sektor lapangan.

Bagi banyak orang, bergabung sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jepang melalui jalur resmi pemerintah dianggap sebagai pilihan yang paling aman dan terstruktur.

Namun di balik janji penghasilan stabil dan kesempatan bekerja di luar negeri, terdapat proses panjang yang menuntut ketekunan.

Mulai dari seleksi ketat, pelatihan intensif, hingga kenyataan pekerjaan fisik berat dalam budaya yang sangat berbeda dari Indonesia.

Artikel ini mengulas lebih dekat perjalanan tersebut.

Mulai dari proses pendaftaran dan seleksi hingga adaptasi hidup dan kerja di Jepang, serta tantangan umum yang banyak dialami oleh para PMI.

Baca juga:

Ilustrasi pekerja Indonesia pada bidang konstruksi.
Ilustrasi pekerja Indonesia pada bidang konstruksi.

Bagaimana PMI Dikirim Secara Resmi ke Jepang

Program pengiriman PMI ke Jepang dikelola oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) bekerja sama dengan lembaga-lembaga di Jepang seperti Japan International Training Cooperation Organization (JITCO) dan Immigration Services Agency of Japan.

Sistem ini dirancang untuk melindungi pekerja dari praktik perekrutan ilegal serta menjamin kondisi kerja yang adil dan terstruktur.

Ilustrasi pengajar sedang melatih teori kepada calon pekerja di Lembaga Pelatihan Kerja.
Ilustrasi pengajar sedang melatih teori kepada calon pekerja di Lembaga Pelatihan Kerja.

Bagaimana Proses Seleksi PMI Kerja ke Jepang?

1. Pendaftaran dan Pemeriksaan Administratif

Calon PMI yang ingin bekerja di Jepang melalui jalur resmi harus mendaftar melalui sistem BP2MI.

Tahapan ini mencakup pengumpulan dokumen identitas, surat keterangan sehat, riwayat pendidikan, dan persyaratan lainnya.

Salah satu tantangan umum adalah banyaknya dokumen yang harus dilengkapi serta ketatnya pemeriksaan kelayakan, yang kerap membuat bingung para pendaftar baru.

2. Pelatihan Bahasa Jepang dan Keterampilan

Kemampuan bahasa menjadi tantangan besar. Untuk skema SSW (Specified Skilled Worker), calon PMI harus lulus ujian bahasa Jepang JFT-Basic dan Ujian Evaluasi Keterampilan (Ginou Shiken) sesuai bidang kerja.

Proses ini dapat memakan waktu beberapa bulan dan biasanya difasilitasi oleh lembaga pelatihan resmi.

3. Wawancara dan Proses Pencocokan dengan Perusahaan Jepang

Setelah lolos seleksi awal, kandidat akan mengikuti proses pencocokan atau wawancara dengan perusahaan Jepang, baik secara daring maupun langsung.

Pada tahap ini, kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Jepang, sikap, serta etika seperti cara membungkuk sangat memengaruhi hasil.

Banyak pelamar asal Indonesia mengaku gagal dalam wawancara karena kesalahan kecil seperti tidak membungkuk dengan benar atau tidak memahami pertanyaan.

4. Pembekalan Akhir dan Proses Pengurusan Visa

Sebelum berangkat, PMI wajib mengikuti Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) yang berisi informasi seputar hak-hak pekerja, norma budaya, dan gambaran kehidupan di Jepang.

Setelah itu, proses pengurusan visa dilakukan melalui kerja sama antara BP2MI, Kedutaan Jepang, dan pihak perusahaan penerima.

Apa Tantangan Umum Proses Kerja ke Jepang?

Dari berbagai testimoni online, forum diskusi, dan laporan lembaga ketenagakerjaan, terdapat sejumlah tantangan berulang yang dialami PMI di Jepang:

  • Ekspektasi yang tidak realistis: Banyak yang beranggapan bahwa pekerjaan akan mudah atau gaji besar bisa langsung ditabung. Kenyataannya, pekerjaan fisik dan biaya hidup kerap tidak sebanding dengan harapan awal.

  • Utang sebelum keberangkatan: Meskipun jalur resmi mengurangi biaya penempatan, banyak PMI tetap harus meminjam uang untuk biaya pelatihan atau perjalanan.

  • Salah paham di tempat kerja: Tanpa pembekalan yang memadai, beberapa PMI merasa tugas kerja tidak sesuai dengan yang dijanjikan saat wawancara.

  • Tekanan mental: Rasa rindu kampung halaman, kejutan budaya, dan jam kerja panjang dapat menyebabkan kelelahan mental, apalagi jika tidak tersedia layanan kesehatan mental di tempat kerja.

Tantangan itu tidak hanya dialami oleh segelintir orang, tetapi merupakan pola umum yang terjadi lintas industri dan wilayah kerja di Jepang.

Apa Saja Peluang di Balik Perjuangan Kerja ke Jepang?

Meski prosesnya berat, banyak PMI berhasil menyelesaikan program kerjanya. Beberapa kembali ke Indonesia dengan keterampilan baru dan tabungan yang cukup untuk membuka usaha.

Ada pula yang melanjutkan ke jenis visa lanjutan, memperpanjang kontrak, bahkan mengajukan status tinggal permanen dalam kondisi tertentu, khususnya dalam skema SSW setelah lulus ujian lanjutan.

Selain itu, perusahaan Jepang kini semakin mengakui dedikasi PMI yang dikenal rajin, sopan, dan pekerja keras.

Citra positif ini mendorong perekrutan berkelanjutan dan peningkatan dukungan kelembagaan, seperti kelas bahasa tambahan dan fasilitas tempat tinggal yang lebih baik bagi PMI baru.

Perjalanan PMI di Jepang melalui jalur resmi merupakan proses yang panjang dan menantang.

Dari seleksi ketat hingga adaptasi budaya dan pekerjaan fisik, setiap tahapan membutuhkan kesiapan mental dan fisik.

Namun, di balik semua tantangan tersebut, jalur ini tetap menjadi peluang berharga bagi banyak warga Indonesia yang ingin memperbaiki hidup.

Calon pekerja akan lebih siap menghadapi proses kerja di Jepang jika mereka memahami tantangan yang nyata, bukan membayangkan hal-hal yang ideal.

Sumber:

  • BP2MI 
    https://bp2mi.go.id/berita-detail/jajaki-peluang-kerja-di-jepang-untuk-cpmi-pemerintah-jepang-kunjungi-bp2mi
    https://bp2mi.go.id/berita-detail/dubes-ri-untuk-jepang-dorong-pekerja-migran-indonesia-tangkap-peluang-kerja-ssw
  • Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang https://www.mhlw.go.jp/english
    https://www.mhlw.go.jp/content/000525993.pdf
  • Japan International Training Cooperation Organization/JITCO https://www.jitco.or.jp/en/regulation
    https://www.jitco.or.jp/en/system
  • Badan Layanan Imigrasi Jepang
    https://www.moj.go.jp/isa
    https://www.moj.go.jp/isa/publications/materials/nyuukokukanri07_00243.html
  • IM Japan (https://www.im-japan.org)
  • Kementerian Luar Negeri Indonesia (https://kemlu.go.id/tokyo)
  • ISSH International (https://isshinternational.org/9342/showcase/the-realities-behind-the-technical-intern-training-program)
  • Institute for Human Rights and Business/IHRB (https://ihrb.org/uploads/reports/IHRB%2C_Learning_Experience_Japans_TITP_and_the_Rights_of_Migrant_Workers%2C_October_2017.pdf)

Artikel ditulis oleh Karaksa Media Partner (Juli 2025)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.