Lega? Tentu. Malu? Sedikit. Tapi juga jadi pengalaman lucu yang tak terlupakan.
Beberapa faktor berikut bisa menjelaskan mengapa momen ini terjadi, terutama pada pendatang baru di Jepang:
Dalam aksen bahasa Inggris ala Jepang, bunyi vokal pendek pada kata breath ([breθ]) terdengar sangat mirip dengan breast ([brɛst]) terutama jika diucapkan cepat.
Selain itu, bahasa Jepang tidak mengenal konsonan rangkap seperti th, sehingga “breath” bisa terdengar seperti “buresuto” dari lidah penutur Jepang.
Jet lag ditambah lingkungan yang asing membuat otak bekerja ekstra. Dalam kondisi seperti ini, otak cenderung menangkap kata yang paling familier.
Maka, breath bisa saja otomatis terdengar sebagai breast oleh otak Masdica.
Dalam konteks medis di Jepang, banyak pasien merasa sungkan untuk menginterupsi atau meminta penjelasan ulang.
Akibatnya, kesalahpahaman bisa terjadi berulang sebelum ada yang berani bertanya atau mengonfirmasi maksud sebenarnya.
Pengalaman seperti ini menyimpan pelajaran penting:
Setiap pendatang baru di Jepang atau negara mana pun pasti punya cerita “oops” versi mereka sendiri.