Jepang dikenal sebagai negara dengan populasi lansia tertinggi di dunia.
Menurut situs web Kantor Kabinet Jepang, satu dari lima orang di negara itu akan hidup dengan demensia pada 2025.
Di tengah kondisi itu, sebuah restoran unik bernama Restaurant of Mistaken Orders muncul sebagai cara baru dalam memahami kondisi tersebut.
Restoran ini mengajak orang untuk menerima dan merayakan kekeliruan.
Di tempat ini, memesan teh tetapi menerima kopi bukanlah kegagalan, melainkan bagian dari pengalaman menyentuh hati.
Baca juga:
Restaurant of Mistaken Orders bukan restoran biasa. Para pelayannya adalah lansia yang hidup dengan demensia.
Mereka bisa saja menyajikan makanan yang tidak sesuai pesanan.
Namun, alih-alih merasa kecewa, para tamu justru diajak untuk tertawa bersama dan berkata, “Ma, ikka” ungkapan Bahasa Jepang yang berarti “ya sudahlah”.
Shiro Oguni, kreator di balik proyek ini, awalnya memiliki pandangan negatif terhadap demensia. Baginya, demensia identik dengan lupa arah atau pikun berat.
Namun, pandangan Oguni berubah setelah mengunjungi rumah kelompok yang dihuni para lansia dengan demensia.
Ia menyadari bahwa mereka masih bisa memasak, mencuci, berbelanja, bahkan bekerja seperti biasa tetapi dengan ritme berbeda.
“Inisiatif ini bukan soal pesanan yang salah atau benar. Yang penting adalah interaksi dengan orang-orang yang hidup dengan demensia,” kata Oguni.
Melansir situs web Restaurant of Mistaken Orders, restoran ini pertama kali mengadakan pre-opening pada Juni 2017 yang juga menjadi pelatihan awal bagi para pelayan dan staf.
Salah satu pengunjung membagikan pengalamannya di media sosial. Cuitan itu langsung viral.
Dengan dukungan crowdfunding, Restaurant of Mistaken Orders resmi digelar pada Juni 2017 di restoran RANDY, Roppongi, Tokyo.
Pada September 2017, proyek ini berlanjut dalam bentuk kolaborasi dengan pemerintah Kota Machida.
Pada bulan yang sama, acara serupa digelar di toko kue Toraya, Prefektur Shizuoka.
Pada Maret 2019, Restaurant of Mistaken Orders menerima penghargaan Cannes Lion, salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia kreatif internasional.
Proyek ini juga mendapat berbagai penghargaan lain, baik di Jepang maupun luar negeri, berkat pendekatan yang mengutamakan empati dan nilai kemanusiaan.
Restaurant of Mistaken Orders tidak menetap di satu lokasi, melainkan hadir dalam bentuk pop-up ke organisasi atau tempat yang mengundang mereka.
Misalnya saja Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang pada Mei 2018 menggelar acara serupa di restoran China “Ryuko.
Lewat acara tersebut, pegawai kementerian diajak langsung untuk merasakan interaksi hangat dan inklusif dengan para lansia yang hidup dengan demensia.
Proyek ini menjadi pengingat bahwa mereka tetap bisa berkontribusi di masyarakat, meski dengan tantangan berbeda.
Restaurant of Mistaken Orders terus berkembang melalui acara pop-up dan kolaborasi lintas komunitas.
Menurut organisasi sosial Hiraku Japan, pada 21 September 2025 bertepatan dengan Hari Demensia Internasional, proyek ini akan hadir secara serentak di lebih dari 30 wilayah di Jepang.
Kampanye tersebut bertajuk “ま、いっかの日” (Ma, Ikka no Hi), hari untuk berkata “ya sudahlah”.
Seiring berjalannya waktu, proyek ini semakin banyak menerima permintaan kerja sama dari pemerintah daerah, perusahaan swasta, hingga individu.
Baik yang ingin membuat acara pop-up, mendirikan Restaurant of Mistaken Orders versi sendiri, membantu sebagai relawan, atau sekadar ingin belajar lebih dalam soal proyek sosial ini.
Sumber:
View this post on Instagram