Shiro Oguni, kreator di balik proyek ini, awalnya memiliki pandangan negatif terhadap demensia. Baginya, demensia identik dengan lupa arah atau pikun berat.
Namun, pandangan Oguni berubah setelah mengunjungi rumah kelompok yang dihuni para lansia dengan demensia.
Ia menyadari bahwa mereka masih bisa memasak, mencuci, berbelanja, bahkan bekerja seperti biasa tetapi dengan ritme berbeda.
“Inisiatif ini bukan soal pesanan yang salah atau benar. Yang penting adalah interaksi dengan orang-orang yang hidup dengan demensia,” kata Oguni.
Melansir situs web Restaurant of Mistaken Orders, restoran ini pertama kali mengadakan pre-opening pada Juni 2017 yang juga menjadi pelatihan awal bagi para pelayan dan staf.
Salah satu pengunjung membagikan pengalamannya di media sosial. Cuitan itu langsung viral.
Dengan dukungan crowdfunding, Restaurant of Mistaken Orders resmi digelar pada Juni 2017 di restoran RANDY, Roppongi, Tokyo.
Pada September 2017, proyek ini berlanjut dalam bentuk kolaborasi dengan pemerintah Kota Machida.
Pada bulan yang sama, acara serupa digelar di toko kue Toraya, Prefektur Shizuoka.