Meski para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim akibat aktivitas manusia memperparah intensitas dan frekuensi gelombang panas, para ahli cuaca di
Jepang berhati-hati untuk tidak mengaitkan langsung peristiwa suhu ekstrem ini dengan perubahan iklim secara spesifik.
Namun, mereka mengamati adanya tren jangka panjang perubahan iklim yang menimbulkan pola cuaca semakin tidak menentu.
Gelombang panas ekstrem saat ini juga tengah melanda berbagai belahan dunia, termasuk wilayah Eropa seperti Prancis dan Yunani.
Federasi pesepakbola dunia FIFPro bahkan telah mengusulkan jeda paruh waktu yang lebih panjang pada Piala Dunia tahun depan sebagai respons terhadap risiko suhu tinggi bagi para atlet.
Di Jepang sendiri, berbagai dampak dari perubahan iklim mulai dirasakan nyata. Musim panas tahun lalu tercatat sebagai yang terpanas, menyamai rekor tahun 2023.
Musim gugur setelahnya pun menjadi yang terhangat sejak 126 tahun lalu. Beberapa tanaman ikonik Jepang pun terpengaruh.
Bunga sakura yang biasanya bermekaran di musim semi mulai mengalami perubahan waktu mekar, bahkan ada yang tidak mekar sempurna karena musim dingin yang kurang dingin.
Gunung Fuji, simbol ikonik Jepang, juga mengalami perubahan.