Musim dingin di Sapporo dikenal ekstrem. Salju tebal dan angin tajam bisa membuat siapa saja cepat menyerah saat berjalan kaki.
Namun, pengalaman saya berubah total ketika tanpa sengaja menemukan jalur pejalan kaki bawah tanah yang disebut Chikaho.
Di tengah cuaca dingin, tempat ini terasa seperti keajaiban tersembunyi yang hangat, bebas salju, dan penuh aktivitas.
Baca juga:
Chikaho merupakan jalur bawah tanah sepanjang 520 meter yang menghubungkan Stasiun Sapporo dan Stasiun Odori.
Jalur ini dibangun tepat di bawah Ekimae-dori, salah satu jalan utama kota.
Dibuka pada Maret 2011, proyek ini merupakan bagian dari upaya revitalisasi pusat kota Sapporo.
Tujuannya sederhana tapi penting, menjaga arus pejalan kaki tetap lancar meski kota tertutup salju.
Bagi saya, Chikaho memberi pengalaman yang sangat menyenangkan. Saya tidak perlu berjalan di tengah salju yang menggigit.
Cukup masuk ke lorong ini, dan saya bisa berpindah tempat dengan nyaman dan hangat.
Jalur ini juga cocok dijelajahi saat musim panas karena terasa sejuk di dalam tanah.
Belanja, makan, atau sekadar jalan-jalan bisa dilakukan tanpa terganggu cuaca.
Sembilan tahun setelah dibuka, Chikaho mengalami peningkatan luar biasa dalam jumlah pengunjung harian.
Sebelum dibuka, lalu lintas pejalan kaki jauh lebih rendah. Kini, sekitar 90.000 orang melintasi jalur ini setiap harinya.
Hal ini menunjukkan bahwa Chikaho bukan hanya lorong penghubung, melainkan ruang publik yang hidup dan dinamis.
Sepanjang jalur, tersedia beragam toko ritel, acara pop-up, dan promosi musiman yang menggambarkan semangat kota Sapporo.
Aktivitas ini sering digelar di area yang disebut intersection plazas.
Di sini, pengunjung bisa menikmati suasana khas festival lokal, tapi tanpa harus kedinginan.
Ini bukan hanya tempat lewat, tapi ruang yang punya energi tersendiri.
Chikaho juga berperan penting dalam situasi darurat.
Saat gempa Hokkaido Eastern Iburi mengguncang pada 2018, banyak warga yang terjebak dan mencari perlindungan sementara di jalur ini.
Area bawah tanah Chikaho memang dirancang sebagai fasilitas darurat, termasuk sebagai tempat bermalam jika diperlukan.
Bagi saya, informasi ini memberi kesan mendalam tentang bagaimana Sapporo memikirkan warganya.
Infrastruktur tidak hanya dibuat untuk kenyamanan, tapi juga untuk keselamatan.
Di kota yang dikenal dengan salju tebal dan risiko gempa, keberadaan tempat seperti Chikaho sangat berarti.
Chikaho adalah contoh bagaimana sebuah kota bisa menghadirkan solusi praktis tanpa mengorbankan kenyamanan.
Jalur ini tidak hanya mempermudah mobilitas saat musim dingin, tapi juga menghadirkan pengalaman baru bagi siapa pun yang berjalan di dalamnya.
Baik bagi warga lokal maupun wisatawan, menjelajah Chikaho bisa menjadi bagian menarik dari perjalanan di Sapporo.
Meski berada di bawah tanah, Chikaho tetap hidup dan terasa hangat. Bukan hanya secara fisik, tapi juga dalam suasana dan semangat kotanya.
Penulis: Axel, orang Indonesia yang kerja di Tokyo. Ia hobi bernyanyi, mendengarkan musik, dan jalan-jalan di kota.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2025)
Sumber:
View this post on Instagram