Namun pada 2023, jumlah ini melonjak menjadi 4.176 ton.
Lebih dari setengahnya diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Asia Tenggara, Eropa, Australia, dan Timur Tengah.
Media sosial memainkan peran penting dalam tren ini.
Jutaan video di TikTok, Instagram, dan YouTube menampilkan cara membuat matcha yang menarik secara visual.
Banyak anak muda, khususnya generasi Z, ikut mendorong tren ini karena mereka sangat aktif di media sosial.
“Generasi Z sangat berperan dalam membangun antusiasme terhadap matcha. Mereka menggunakan media sosial sebagai wadah utama,” kata Stevie Youssef, seorang profesional pemasaran di Los Angeles.
Matcha juga digunakan dalam berbagai makanan, sehingga dapat diminati oleh pencinta teh maupun pencinta kuliner.
Menurut Nishikida, banyak orang membeli matcha untuk dinikmati sendiri, diseduh dengan tangan atau dijadikan hadiah.
“Matcha Jepang selalu jadi pilihan yang disukai,” ujarnya.
View this post on Instagram