Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Kenapa Orang Jepang Tidak Berisik Saat Naik Kereta?

Kompas.com - 26/06/2025, 18:56 WIB

Bayangkan sebuah kereta komuter di Tokyo yang penuh sesak pada jam sibuk. Setiap harinya, lebih dari delapan juta orang menaikinya. 

Namun, suasananya terasa hening. Tidak ada teriakan, tidak ada musik keras. Hanya suara pelan dari pergerakan dan konsentrasi dalam diam.

“Bahkan saat kereta sangat padat... tetap saja sunyi. Tak ada yang berbicara dengan suara keras,” kata seorang pengguna kereta.

Suasana tersebut begitu memesona hingga banyak orang asing, termasuk penulis artikel ini, ikut terbawa dan menerapkan perilaku penuh hormat itu.

Lantas, mengapa transportasi umum di Jepang bisa begitu senyap?

Sistem transportasi perkotaan di Jepang sangat besar dan vital.

Berdasarkan data Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang (MLIT), jaringan kereta di Tokyo melayani jutaan penumpang setiap hari.

Transportasi ini menjadi tulang punggung kehidupan kota. Namun, menariknya, suasana di dalamnya tetap tenang dan teratur.

Baca juga:

Ilustrasi pekerja di Jepang menunggu kereta di stasiun.
Ilustrasi pekerja di Jepang menunggu kereta di stasiun.

Etika di Dalam Kereta dan Bus

Pemerintah Jepang melalui penyelenggara transportasi seperti Toei Transportation telah menetapkan aturan perilaku penumpang dengan jelas.

Berikut beberapa di antaranya:

  • Ponsel harus disetel ke mode senyap dan dilarang melakukan panggilan di dalam kereta.

  • Pembicaraan sebaiknya dibatasi.

  • Penumpang diminta untuk bersikap sopan saat makan dan minum.

  • Perhatikan kebocoran suara dari earphone atau headphone.

Aturan ini bukan sekadar imbauan. Pesan tersebut dicetak di stasiun, ditayangkan di layar monitor, dan diumumkan secara rutin oleh petugas.

Ruang Bersama, Hormat Bersama

Sikap saling menghormati di transportasi umum Jepang berakar dari konsep budaya bernama meiwaku. Artinya, jangan sampai merepotkan atau mengganggu orang lain.

Itulah sebabnya, meski berada dalam kerumunan padat, para penumpang lebih memilih menjaga kesunyian dibanding mencari kenyamanan pribadi.

Jika berbicara dianggap mengganggu, lalu apa yang biasa dilakukan penumpang selama perjalanan?

  • Membaca buku atau manga

  • Menonton video dengan headphone

  • Bermain gim secara senyap

  • Menggulir layar ponsel tanpa suara

  • Tidur sambil berdiri, terutama bagi pekerja kantoran yang lelah

Semua kegiatan itu dilakukan dengan tenang.

Hal ini menunjukkan pemahaman bersama bahwa transportasi umum adalah ruang bersama yang harus dihormati lewat perilaku yang penuh pertimbangan.

Keheningan sebagai Harmoni Sosial

Suasana hening dalam perjalanan bukanlah hal kebetulan. Keheningan ini tercipta dari:

  • Ketergantungan tinggi pada transportasi massal, jutaan orang naik kereta setiap hari

  • Aturan yang tegas, larangan suara keras dan panggilan telepon

  • Kesadaran budaya, penumpang menunjukkan rasa hormat lewat ketenangan dan keteraturan

Jadi, saat kamu berdiri diam di tengah keramaian penumpang di kereta Tokyo, lihatlah sekeliling. Kamu tidak sendiri.

Kamu sedang menjadi bagian dari momen kolektif yang tenang dan penuh hormat.

Sumber:

  • Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang (http://mlit.go.jp)
  • Kotsu Metro (https://www.kotsu.metro.tokyo.jp/eng/guides/conduct/)
  • Japan Rail Pass (https://www.jrailpass.com/blog/japan-train-etiquette)

Ulasan oleh Ai Rai yang suka menonton drama dan film serta membaca novel dan komik; favoritnya Detektif Conan.

Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Juni 2025)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.