Memelihara kucing menjadi pilihan banyak warga Jepang untuk mendapatkan ketenangan hidup tetapi keputusan ini datang dengan tanggung jawab finansial yang tidak sedikit.
Menurut survei Pet Food Association Japan pada 2024, pemilik kucing di Jepang rata-rata mengeluarkan 8.930 yen (sekitar Rp 1 juta) untuk satu ekor kucing setiap bulan.
Bahkan, biaya bulanan memelihara kucing di Jepang setara setengah UMP Jawa Tengah 2025 yang sekitar Rp 2.169.348.
Jika memiliki lebih dari satu kucing, pengeluaran bisa mencapai 14.061 yen (sekitar Rp 1,6 juta).
Biaya terbesar berasal dari makanan utama, yaitu sekitar 3.238 yen (Rp 365.000-an) per bulan.
Selain itu, camilan kucing juga umum dibeli dengan biaya rata-rata 1.515 yen (Rp 171.000-an) per bulan.
Walau biaya memelihara kucing di Jepang tidak murah, diperkirakan ada sekitar 9,1 juta ekor kucing peliharaan per 2024.
Bahkan, sekitar 359.000 kucing baru dipelihara melalui adopsi atau pembelian dalam satu tahun terakhir.
Baca juga:
Rata-rata biaya memelihara seekor kucing selama masa hidupnya adalah 1.606.097 yen (sekitar Rp 181 juta).
Biaya memelihara kucing indoor mencapai 1.725.072 yen (Rp 195 juta-an), sedangkan kucing outdoor membutuhkan biaya sekitar 1.194.162 yen (Rp 135 juta-an).
Kucing indoor memiliki usia hidup lebih panjang, yaitu sekitar 16,34 tahun. Sementara kucing outdoor hidup rata-rata hidup selama 14,24 tahun.
Hal ini berkaitan dengan kebutuhan makanan khusus dan perawatan kesehatan yang lebih intensif pada kucing indoor.
Biaya kesehatan tahunan rata-rata mencapai 41.925 yen (sekitar Rp 4,7 juta). Pemilik biasanya membawa kucing ke dokter hewan dua sampai tiga kali per tahun.
Kucing berusia 13 tahun ke atas berkunjung ke dokter bisa lebih dari tiga kali dalam setahun.
Salah satu praktik umum adalah sterilisasi yang dilakukan oleh 80,7 persen pemilik kucing di Jepang.
Sterilisasi umumnya dilakukan saat kucing berusia enam hingga sembilan bulan. Tindakan ini dipercaya dapat menekan risiko penyakit serta mengurangi populasi kucing liar.
Selain makanan dan kesehatan, pemilik kucing juga mengeluarkan biaya tambahan lainnya.
Rata-rata biaya asuransi kucing mencapai 32.279 yen (sekitar Rp 3,6 juta) per tahun.
Asuransi ini bermanfaat untuk menekan pengeluaran medis jika kucing jatuh sakit atau mengalami kecelakaan.
Pemilik juga biasanya membeli berbagai perlengkapan seperti tempat tidur, mainan, dan tempat buang air, dengan biaya sekitar 18.532 yen (Rp 2,1 juta-an) per tahun.
Jika ingin memasang microchip untuk identifikasi, biayanya berkisar antara 5.000 yen hingga 10.000 yen (sekitar Rp 565.000 hingga Rp 1,1 juta).
Sumber:
View this post on Instagram