Sementara itu, sekitar 23 persen responden saja yang mengaku membuat keputusan anggaran bersama pasangan mereka.
Dalam budaya Jepang, mengelola keuangan rumah tangga sering dipandang sebagai tugas perempuan, bagian tak terpisahkan dari peran seorang istri, ibu, dan pengatur rumah.
Penelitian menunjukkan bahwa kehadiran anak-anak di rumah tangga justru makin memperkuat sistem pengelolaan uang oleh pihak perempuan.
Namun, pada pasangan suami-istri yang sama-sama bekerja, peran perempuan dalam mengelola keuangan cenderung sedikit berkurang.
Meskipun sistem okozukai masih dominan, ada gelombang baru yang mulai terlihat sejak 2005.
Sistem pengelolaan uang alternatif seperti partial pooling (penggabungan sebagian) dan pengelolaan independen mulai menunjukkan peningkatan.
Hal itu memberi sinyal bahwa peran perempuan sebagai manajer keuangan rumah tangga di Jepang mulai sedikit bergeser.
Sebagai contoh, dalam sistem parsial ini, pasangan Jepang yang punya rekening bank bersama tetap memiliki dompet terpisah.
Jadi, meskipun ada dana yang digabungkan, masih ada bagian yang dikelola secara pribadi. Pergeseran ini bisa jadi cerminan adaptasi terhadap gaya hidup modern.
Mengelola keuangan rumah tangga rupanya menjadi sumber stres utama bagi pasangan berusia 30 tahun sampai 40 tahun di Jepang menurut hasil survei bank di Jepang, Sony Bank, pada Februari 2023.
Sebanyak 57,2 persen responden merasakan stres "sangat" atau "agak" karena masalah keuangan; seperti melansir Nippon.com (22/3/2023).
Dari jumlah tersebut, terdapat 56,8 persen responden mengatakan pernah berselisih paham dengan pasangan soal keuangan rumah tangga.
Penyebab utamanya adalah tidak punya cukup tabungan dan pengeluaran terlalu besar dibanding pendapatan.
Sumber:
View this post on Instagram