Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Place Introduction

Festival Geisha Berusia Satu Abad Digelar di Tokyo

Kompas.com - 26/05/2025, 15:10 WIB

Geisha dari 19 wilayah di Jepang akan ambil bagian dalam festival tahunan Azuma Odori di Tokyo, Jepang.

Sekitar 180 geisha akan tampil secara keseluruhan, naik ke panggung dalam kelompok kecil untuk dua pertunjukan setiap hari.

Koiku, seorang geisha dari Shinbashi, yang biasanya menjadi pengisi acara utama, mengatakan bahwa tugas utamanya adalah “menyambut dan menghibur tamu di restoran tradisional yang disebut ryotei”.

Melansir AFP, Rabu (21/5/2025), festival yang telah berusia 100 tahun di sebuah teater di jantung Ibu Kota Jepang akan diselenggarakan selama tujuh hari penuh mulai Rabu.

Festival Azuma Odori berakar dari era Meiji (1868–1912) di Jepang, ketika tari mulai menjadi elemen utama dalam pertunjukan geisha.

Geisha yang dulu menghibur pejabat pemerintah dalam jamuan makan malam, memainkan “peran penting” dalam membentuk budaya modern Jepang, menurut Hisafumi Iwashita, seorang penulis yang mengkhususkan diri dalam budaya geisha.

Pada zaman itu, para geisha hidup dari kalangan elite kaya Jepang, namun pada 1993, Perdana Menteri saat itu, Morihiro Hosokawa, menyerukan diakhirinya jamuan pemerintah di restoran ryotei.

Itu menjadi “pukulan telak bagi industri ini,” kata Iwashita.

Teater Shinbashi Enbujo, tempat festival Azuma Odori digelar, diresmikan pada tahun 1925 bersamaan dengan edisi pertama festival ini.

Para geisha Shinbashi sedang latihan di Teater Shinbashi Enbujo sebelum festival Azuma Odori ke-100 di Tokyo, (20/5/2025).
Para geisha Shinbashi sedang latihan di Teater Shinbashi Enbujo sebelum festival Azuma Odori ke-100 di Tokyo, (20/5/2025).

Geisha Bukan 'Wanita Penghibur'

Dalam imajinasi populer, geisha sering disamakan dengan wanita penghibur, padahal pekerjaan mereka sebagai ahli seni tradisional Jepang yang terlatih, sama sekali tidak melibatkan jual beli seks.

“Orang Jepang sendiri sering tidak mengerti atau salah paham tentang apa sebenarnya yang dilakukan geisha,” kata Iwashita.

Dalam bahasa Jepang, kata “geisha” berarti “orang seni" baik seorang perempuan atau laki-laki yang dilatih dalam seni pertunjukan tradisional Jepang. Namun, peran utama geisha jauh melampaui “sekadar menari dan menyanyi,” jelas Iwashita.

Geisha dari berbagai daerah di Jepang dikenal memiliki keahlian yang berbeda-beda.

Di Kyoto, di mana mereka disebut geiko, “tari dianggap sebagai bentuk seni yang paling penting,” ujarnya.

Sementara itu, geisha Tokyo dikenal karena kemampuan menyanyi mereka dan kemahiran memainkan shamisen, alat musik bertali tiga yang menyerupai gitar ramping.

Baca juga:

Jumlah Geisha Menurun

Para geisha Shinbashi sedang latihan di bawah pengawasan instruktur sebelum Azuma Odori ke-100 di Teater Shinbashi Enbujo, Tokyo, (8/5/2025).
Para geisha Shinbashi sedang latihan di bawah pengawasan instruktur sebelum Azuma Odori ke-100 di Teater Shinbashi Enbujo, Tokyo, (8/5/2025).

Saat ini hanya sekitar 40 geisha yang bekerja di Shinbashi, jauh lebih sedikit dibanding masa lalu, dan semuanya akan tampil di Azuma Odori.

“Belum lama ini, kami berjumlah 100 orang, lalu turun menjadi 60, dan jumlahnya terus menurun,” kata Koiku.

Menjadi seorang geisha bukan perkara mudah, dengan jadwal latihan ketat bahkan untuk para seniman senior.

“Umumnya, butuh waktu 10 tahun untuk dianggap mahir,” ujar Koiku.

Para geisha melakukan latihan dengan melangkah anggun di atas panggung kayu, menampilkan sekilas tradisi yang telah lama disalahpahami dan kini semakin jarang terlihat di Jepang.

Menari dengan kipas kertas dan mengenakan kimono, para penghibur ini berlatih tanpa riasan putih mencolok dan tatanan rambut khas yang biasanya melekat pada mereka.

Koreografi para geisha, yang dipantau oleh pelatih dan diiringi musisi langsung saat latihan, mencakup unsur permainan seperti menirukan gerakan rubah.

Koiku mengungkapkan kekhawatirannya bahwa jika tidak ada perubahan, akan terlambat menyelamatkan tradisi geisha yang semakin pudar ini.

(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.