Dalam imajinasi populer, geisha sering disamakan dengan wanita penghibur, padahal pekerjaan mereka sebagai ahli seni tradisional Jepang yang terlatih, sama sekali tidak melibatkan jual beli seks.
“Orang Jepang sendiri sering tidak mengerti atau salah paham tentang apa sebenarnya yang dilakukan geisha,” kata Iwashita.
Dalam bahasa Jepang, kata “geisha” berarti “orang seni" baik seorang perempuan atau laki-laki yang dilatih dalam seni pertunjukan tradisional Jepang. Namun, peran utama geisha jauh melampaui “sekadar menari dan menyanyi,” jelas Iwashita.
Geisha dari berbagai daerah di Jepang dikenal memiliki keahlian yang berbeda-beda.
Di Kyoto, di mana mereka disebut geiko, “tari dianggap sebagai bentuk seni yang paling penting,” ujarnya.
Sementara itu, geisha Tokyo dikenal karena kemampuan menyanyi mereka dan kemahiran memainkan shamisen, alat musik bertali tiga yang menyerupai gitar ramping.
Baca juga:
Saat ini hanya sekitar 40 geisha yang bekerja di Shinbashi, jauh lebih sedikit dibanding masa lalu, dan semuanya akan tampil di Azuma Odori.
“Belum lama ini, kami berjumlah 100 orang, lalu turun menjadi 60, dan jumlahnya terus menurun,” kata Koiku.