Dilansir dari DW, Senin (10/2/2025), Direktur Jenderal Pariwisata Kota Kyoto, Toshinori Tsuchihashi, menjelaskan bahwa kotanya menjadi yang paling serius terdampak overtourism.
Ia menjelaskan bahwa lonjakan kunjungan biasanya terjadi saat musim sakura mekar di musim semi dan perubahan warna daun di musim gugur, menyebabkan kemacetan di jalan sekitar, kepadatan bus kota, dan pelanggaran etika.
Baca juga:
Untuk mengatasi kondisi overtourism yang terjadi, Pemerintah Jepang mencoba cara baru.
Pendekatan yang dilakukan yakni menjalin kolaborasi bersama Japan Airlines dan Hoshino Resorts pada Oktober 2024 untuk mempromosikan destinasi tersembunyi lewat kampanye Instagram dan paket wisata.
Japan Airlines juga menawarkan tiket domestik gratis bagi turis asing untuk mendorong kunjungan ke daerah.
Tujuannya dari langkah ini adalah menyebarkan wisatawan, mengurangi tekanan di destinasi utama, dan membantu revitalisasi daerah.
Selain itu, Pemerintah Jepang juga menginisiasi visualisasi kepadatan yang membantu wisatawan untuk menghindari keramaian.
Di Okinawa, aplikasi Okimeguri menggunakan AI untuk memprediksi kepadatan.
Kemudian di Hokkaido, sistem pelacakan real-time dipasang di stasiun dan delapan titik wisata populer untuk menunjukkan keramaian yang diberlakukan sejak Januari 2025.