Bayangkan ini, dering tajam alarm tiba-tiba memecah riuh percakapan kantor.
Dalam hitungan detik, para rekan kerja bergerak menuju pintu keluar yang telah ditandai dengan jelas, berjalan dengan tenang dan teratur.
Beberapa dari mereka memakai setelan jas dan lainnya memakai helm keselamatan
Ini bukan adegan dari film aksi, melainkan simulasi gempa rutin di Jepang. Keselamatan kerja bukan sekadar kebijakan, tapi sudah menjadi gaya hidup.
Latihan yang Menyelamatkan Nyawa
Setiap beberapa bulan, kantor-kantor di seluruh Jepang berubah menjadi pusat tanggap darurat mini. Para karyawan belajar beberapa hal seperti:
-
Mengoperasikan peralatan pemadam kebakaran: Dari alat pemadam api ringan hingga pipa tegak dan pompa kebakaran portabel, semua orang mendapatkan pelatihan langsung.
-
Menguasai rute evakuasi: Penunjuk arah yang jelas dan jalur evakuasi yang telah dilatih secara berkala memastikan tidak ada yang bingung harus ke mana saat detik-detik krusial.
-
Berkomunikasi dalam tekanan: Skenario simulasi seperti "hilang dan ditemukan" memastikan kamu bisa menghubungi orang tercinta meskipun berada jauh ketika bencana melanda.
Tempat kerja diklasifikasikan sebagai “objek pencegahan kebakaran tertentu” seperti pusat perbelanjaan, hotel, dan restoran. Tempat itu wajib melakukan latihan pemadaman dan evakuasi.
Latihan seperti ini dilakukan minimal dua kali setahun sesuai peraturan Undang-Undang Layanan Pemadam Kebakaran (消防法) dan Peraturan Pelaksanaannya (消防法施行規則).
Sementara untuk “objek non-tertentu” seperti kantor, sekolah, pabrik, frekuensinya mengikuti rencana pencegahan kebakaran masing-masing tempat.
Selain itu, pengusaha wajib memberi tahu dinas pemadam kebakaran setempat sebelum melakukan latihan, agar mendapatkan pengawasan dan panduan profesional.
Hasil latihan dicatat dalam buku catatan manajemen pencegahan kebakaran dan disimpan selama tiga tahun sebagai bentuk akuntabilitas dan perbaikan berkelanjutan.
Selain fokus pelatihan tanggap bencana, bangunan di Jepang dirancang untuk "menari" saat bumi berguncang.
Baca juga:
Sentuhan Kemanusiaan
Di Jepang, keselamatan bukan hanya soal latihan saja.
Paket darurat lengkap dengan peralatan P3K, makanan cadangan, dan alat komunikasi, jumlahnya tak terkira di kantor Jepang.
Pemeriksaan rutin dan pelatihan penyegaran juga membuat semua orang tetap ingat cara menggunakannya.
Tak kalah penting, dalam budaya yang menjunjung tinggi keharmonisan, saling menjaga antar sesama sudah menjadi naluri.
Pendekatan berlapis Jepang menggabungkan rekayasa keselamatan kerja mutakhir dengan pelatihan intensif.
Hal ini didukung peraturan hukum yang jelas, yang tidak hanya mengurangi risiko, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri.
Bagi siapa pun yang mempertimbangkan untuk bekerja di Jepang, rasa percaya diri ini menular.
Kamu bisa fokus pada pekerjaan dengan tenang walau tiba-tiba gempa, kamu berada di salah satu tempat kerja paling aman di dunia.
Sumber:
- Tokyo Fire Department: https://www.tfd.metro.tokyo.lg.jp/fs/marunouti/jiei.html
Ulasan di atas disampaikan oleh Ai Rai, yang mempunyai hobi membaca novel, menonton film dan drama series. Ia juga menyukai komik Detective Conan.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (April 2025)
(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)
View this post on Instagram
A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)