Struktur dalam klub sangat hierarkis, dengan senior (senpai) yang membimbing junior (kohai).
Fokusnya lebih pada interaksi sosial dan kesenangan, bukan pada latihan ketat atau kompetisi.
Baca juga:
Bergabung dengan organisasi ini memberi mahasiswa kesempatan untuk membangun pertemanan, mengembangkan keterampilan, dan terlibat dalam pertukaran budaya.
Di luar klub dan circle tradisional, mahasiswa Jepang juga kerap mengikuti gōkon, yaitu pertemuan santai antara kelompok mahasiswa laki-laki dan perempuan yang bertujuan untuk mencari pasangan romantis.
Biasanya jumlah peserta pria dan wanita sama, dan mereka akan bermain game serta mengobrol untuk membangun koneksi.
Banyak mahasiswa Jepang yang mengambil pekerjaan paruh waktu, yang dikenal sebagai arubaito, untuk mendapatkan pengalaman kerja dan kemandirian finansial.
Kegiatan ini sangat umum dan menjadi bagian penting dari kehidupan mahasiswa, memungkinkan mereka untuk mengatur pengeluaran dan menikmati aktivitas hiburan.