Gunakan gaya aizuchi yang sesuai dengan konteks pembicaraan.
“wakarimashita” (saya paham).
“un” sebagai bentuk respons yang ringan dan akrab.
Tunggu jeda alami atau saat lawan bicara menekankan suatu hal. Hindari menyela di tengah kalimat, karena bisa mengganggu alur bicara.
4. Jangan Terlalu Sering
Gunakan aizuchi seperlunya saja. Hindari mengulang frasa atau gerakan yang sama secara berlebihan, agar respons kita terasa tulus dan tidak dibuat-buat.
5. Tunjukkan Pemahaman yang Nyata
Daripada hanya mengangguk atau berkata "hai", cobalah mengulangi atau menyimpulkan isi pembicaraan. Misalnya:
“Jadi maksudnya...”
“Oh, berarti itu artinya...”