Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Travelling Tips

Jangan Coret-coret! Simak 7 Etika Liburan di Jepang Ini...

Kompas.com - 03/04/2025, 09:30 WIB

Badan Pariwisata Jepang (Japan Tourism Agency) menyusun panduan etika perjalanan bagi wisatawan yang berlibur ke Negeri Sakura.

Panduan ini bertujuan untuk mengajak wisatawan bersikap lebih bertanggung jawab dalam menjaga dan melestarikan tempat wisata yang mereka kunjungi.

Panduan ini tidak hanya mengatur perilaku umum selama perjalanan, tetapi juga menekankan pentingnya menjaga etika saat berwisata.

Beberapa di antaranya termasuk larangan membuang sampah sembarangan, memotret tanpa izin, dan membawa barang bawaan berlebih.

Berikut tujuh panduan etika saat berlibur ke Jepang.

1. Kenali Tempat Wisata yang Akan Dikunjungi

Badan Pariwisata Jepang menganjurkan wisatawan untuk mempelajari budaya, tradisi, dan alam di destinasi tujuan sebelum melakukan perjalanan.

Wisatawan dapat menunjukkan rasa hormat terhadap lingkungan dan masyarakat lokal dengan memahami latar belakang suatu tempat.

Bersikaplah bijak saat mengambil foto dan hindari memasuki area properti pribadi tanpa izin.

Jika perlu, kamu bisa menggunakan jasa pemandu lokal yang mengenal wilayah tersebut dengan baik.

2. Hindari Keramaian

Keramaian biasanya meningkat di lokasi wisata populer, terutama saat musim liburan. 

Sebaiknya, kamu menyusun itinerary dengan mempertimbangkan hal ini untuk memastikan perjalanan aman dan nyaman.

Sebisa mungkin, hindari hari dan jam sibuk. 

Kamu bisa melakukan perjalanan wisata pada hari kerja, pagi hari atau malam hari untuk menikmati kunjungan yang lebih santai.

3. Gunakan Fasilitas Publik dengan Baik

Hindari perjalanan wisata saat jam sibuk.

Misalnya saat penduduk setempat sedang menggunakan transportasi umum untuk pergi dan pulang kerja atau sekolah.

Selain itu, bawalah barang seperlunya.

Manfaatkan fasilitas seperti loker, layanan penitipan barang, atau jasa pengiriman bagasi agar perjalanan lebih praktis dan tidak merepotkan orang lain.

4. Hargai Warisan Budaya

Menjaga kelestarian warisan budaya adalah bagian penting dari etika wisata.

Jangan mencoret, merusak, atau meninggalkan tanda apa pun di situs-situs budaya dan sejarah.

Tindakan semacam ini tidak sopan sekaligus merupakan pelanggaran hukum di Jepang. 

Banyak kuil dan bangunan bersejarah dilestarikan selama ratusan tahun sebagai simbol kepercayaan dan identitas lokal.

Baca juga:

5. Buang Sampah secara Bertanggung Jawab

Selalu buang sampah pada tempatnya. Jika tidak menemukan tempat sampah, bawalah sampahmu sampai kamu menemukan tempat pembuangan yang sesuai.

Pisahkan sampah sesuai kategorinya, seperti kaleng, botol kaca, dan botol plastik, dan buanglah di tempat sampah daur ulang yang telah disediakan.

6. Beli Produk Lokal

Saat berbelanja, prioritaskan produk lokal seperti kerajinan tangan dan makanan yang terbuat dari bahan-bahan khas daerah.

Kamu ikut mendukung perekonomian dan pelestarian budaya setempat dengan membeli produk lokal.

7. Nikmati Perjalanan dengan Santai

Berjalan dengan tempo santai memungkinkan kamu menikmati pemandangan , tradisi, dan budaya kuliner di daerah yang kamu kunjungi.

Kamu juga berpeluang menemukan hal-hal menarik yang mungkin terlewat jika terlalu terburu-buru.

Ciptakan pengalaman berkesan dengan berinteraksi bersama penduduk lokal dan mengikuti kegiatan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

Informasi Tambahan

Selain tujuh panduan di atas, wisatawan juga disarankan memiliki asuransi perjalanan internasional yang memadai.

Jika diperlukan, asuransi medis dapat didaftarkan setelah tiba di Jepang, meski sebaiknya disiapkan sebelum keberangkatan.

Mengantisipasi bencana alam juga penting.

Wisatawan dianjurkan mengunduh aplikasi Safety Tips, yang akan memberikan peringatan darurat dan informasi penting saat terjadi gempa bumi, tsunami, atau bencana lainnya.

Badan Pariwisata Jepang juga menyediakan 22 piktogram yang mudah dipahami untuk menjelaskan etika wisata, terdiri dari 14 piktogram tentang larangan dan 8 piktogram tentang anjuran.

Piktogram tersebut tersedia dalam berbagai bahasa dan warna agar menyatu dengan lanskap setempat tanpa mengganggu estetika visual.

Baca juga:

Sumber:

  • Japan Tourism Agency: https://www.mlit.go.jp/kankocho/responsible-traveler/en.html

(KOMPAS.COM/FAESAL MUBAROK)

          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.