Lebih sedikit orang artinya antrean saat berbuka tidak sepanjang biasanya.
Makanan disajikan dengan sistem prasmanan, memungkinkan jamaah mengambil makanan sendiri dengan porsi yang lebih leluasa.
Buka puasa kala itu dilakukan di bagian depan masjid, bukan di dalam ruangan tersendiri.
Jamaah duduk dalam kelompok kecil, menikmati hidangan dengan suasana yang lebih santai.
Baca juga:
Menurut Eka, tidak ada ceramah sebelum shalat Tarawih di Tokyo Camii.
Setelah adzan Isya, pengurus masjid akan memberikan informasi agar jamaah melakukan shalat qabliyah atau shalat sunnah sebelum Isya.
Setelahnya, jamaah melaksanakan shalat Isya berjamaah.
"Terus habis Isya, ada kayak dibilang shalat ba'diyah gitu. Barulah shalat Tarawih berjamaah sejumlah 20 rakaat," kata Eka.
"Dan aku sukanya sama Tokyo Camii ini, bacaan imamnya bagus banget. Nggak terlalu panjang, tapi normal. Nggak sengaja untuk dipanjang-panjangin, nggak sengaja untuk dipendek-pendekin, pas gitu loh," lanjutnya.
"Pengalaman puasa di Jepang selalu enak sih, soalnya kan enggak berasa gitu puasanya, terus lebih cepat juga kayaknya dibanding Indonesia. Di sini, sahur sampai jam 04.20 atau 04.30, terus buka puasanya jam 17.30," jawab Eka saat ditanya pengalaman puasa selama di Jepang.