Sup kerang ini dibuat dengan kaldu dashi yang ringan dan kerang segar.
Kerang dipilih karena cangkangnya yang berpasangan melambangkan pernikahan yang harmonis, sebagai harapan kebahagiaan masa depan bagi anak perempuan.
Mirip dengan Ushiojiru, hidangan ini terdiri dari sup bening dengan kerang, melambangkan kebahagiaan dan hubungan harmonis di masa depan.
Sakura mochi adalah kue beras berwarna merah muda yang diisi dengan pasta kacang merah manis dan dibungkus dengan daun sakura asin.
Tema bunga sakura dalam hidangan ini melambangkan kedatangan musim semi, menjadikannya kudapan khas saat Hina Matsuri.
Shirozake adalah sake manis tradisional dengan kadar alkohol ringan, yang sering dikonsumsi selama Hina Matsuri.
Minuman ini dipercaya memiliki sifat pemurnian dan biasanya dinikmati oleh orang dewasa dalam perayaan ini.
Sayuran musim semi seperti fukinoto (tunas butterbur) dan tsukushi (tunas tumbuhan paku ekor kuda) juga sering dikonsumsi saat Hina Matsuri.
Sayuran ini melambangkan pembaruan dan datangnya musim baru.
Rasanya yang sedikit pahit mencerminkan ketahanan dan pertumbuhan, nilai-nilai yang diharapkan orang tua untuk anak-anak perempuan mereka.
Hina Matsuri adalah festival yang indah dan bermakna, merayakan kesejahteraan serta kebahagiaan anak perempuan di Jepang.
Tradisi menata boneka Hina dan menikmati hidangan simbolis tetap menjadi bagian penting dalam budaya keluarga Jepang.
Boneka yang dipajang bukan sekadar dekorasi, tetapi juga lambang doa agar anak perempuan tumbuh menjadi pribadi yang sukses dan hidup dalam harmoni.
Hidangan khas seperti sushi, kue beras manis, dan sup kerang dalam Hina Matsuri meramaikan perayaan sekaligus membawa harapan untuk masa depan yang cerah dan sejahtera.
Keluarga di Jepang menghormati warisan budaya mereka sambil menciptakan kenangan berharga bersama orang-orang tercinta dengan merayakan Hina Matsuri dan menikmati hidangan tradisionalnya.
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Maret 2025)
View this post on Instagram