Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Tradisi Hina Matsuri, Rayakan Anak Perempuan dengan Pajang Boneka Pelindung

Kompas.com - 02/03/2025, 08:30 WIB

Setiap boneka memiliki makna tersendiri dan mewakili anggota istana kekaisaran:

  • Tingkat teratas: Kaisar dan Permaisuri, melambangkan kedudukan tertinggi serta perlindungan untuk masa depan anak perempuan.
  • Tingkat kedua: Tiga dayang istana (Sannin Kanjo) yang bertugas melayani pasangan kekaisaran dan membawa peralatan sake.
  • Tingkat ketiga: Lima musisi pria (Gonin Bayashi), masing-masing memainkan alat musik tradisional yang berbeda.
  • Tingkat keempat: Dua menteri (Udaijin dan Sadaijin), mewakili menteri kiri dan kanan dari istana Heian.
  • Tingkat kelima: Tiga pengawal atau pelayan, yang melambangkan penjaga istana.
  • Tingkat lebih bawah: Miniatur perabotan, perkakas, dan kereta, yang melambangkan kekayaan dan kemewahan istana kekaisaran.

Boneka-boneka ini bukan sekadar pajangan, melainkan juga simbol perlindungan, kebahagiaan, dan kemakmuran bagi anak perempuan.

Hina Ningyo, boneka berpakaian kaisar dan keluarganya, dipajang saat Hina Matsuri atau Hari Anak Perempuan di Jepang.
Hina Ningyo, boneka berpakaian kaisar dan keluarganya, dipajang saat Hina Matsuri atau Hari Anak Perempuan di Jepang.

Kenapa Boneka Dihanyutkan?

Di beberapa daerah di Jepang, masih ada tradisi kuno bernama Nagashi-bina atau Nagarebina.

Alih-alih memajang boneka, orang-orang membuat boneka dari kertas atau jerami dan meletakkannya di atas perahu kecil untuk dihanyutkan ke sungai atau laut.

Ritual ini melambangkan pembersihan dari kesialan dan membawa harapan agar anak perempuan tumbuh sehat dan bahagia.

Hina Matsuri atau Hari Anak Perempuan di Jepang dirayakan setiap 3 Maret untuk mendoakan kebahagiaan anak perempuan.
Hina Matsuri atau Hari Anak Perempuan di Jepang dirayakan setiap 3 Maret untuk mendoakan kebahagiaan anak perempuan.

Apa yang Dilakukan Orang di Hina Matsuri?

Banyak keluarga mengadakan pertemuan dengan sanak saudara dan teman untuk menikmati pajangan boneka dan mencicipi hidangan khas festival ini.

Selain itu, kuil dan tempat suci juga sering mengadakan acara Hina Matsuri dengan menampilkan set boneka yang megah.

Beberapa daerah tetap menjalankan tradisi Nagashi-bina, di mana boneka kertas dihanyutkan ke sungai atau laut untuk menghilangkan nasib buruk.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.