Di beberapa daerah di Jepang, masih ada tradisi kuno bernama Nagashi-bina atau Nagarebina.
Alih-alih memajang boneka, orang-orang membuat boneka dari kertas atau jerami dan meletakkannya di atas perahu kecil untuk dihanyutkan ke sungai atau laut.
Ritual ini melambangkan pembersihan dari kesialan dan membawa harapan agar anak perempuan tumbuh sehat dan bahagia.
Banyak keluarga mengadakan pertemuan dengan sanak saudara dan teman untuk menikmati pajangan boneka dan mencicipi hidangan khas festival ini.
Selain itu, kuil dan tempat suci juga sering mengadakan acara Hina Matsuri dengan menampilkan set boneka yang megah.
Beberapa daerah tetap menjalankan tradisi Nagashi-bina, di mana boneka kertas dihanyutkan ke sungai atau laut untuk menghilangkan nasib buruk.
Di Jepang modern, Hina Matsuri tidak hanya dirayakan di rumah, tetapi juga di sekolah dan komunitas dengan upacara serta pertunjukan budaya.
Anak-anak perempuan mengenakan kimono tradisional, sedangkan orang tua mereka mengungkapkan harapan akan masa depan cerah melalui perayaan ini.
Makanan memiliki peran penting dalam perayaan Hina Matsuri yang melambangkan keberuntungan, pertumbuhan, dan kemakmuran. Berikut adalah beberapa hidangan khas yang sering dinikmati:
Chirashizushi adalah hidangan sushi berwarna-warni dan meriah, dibuat dengan nasi sushi berbumbu dan ditaburi berbagai bahan seperti sashimi, udang, akar teratai, serta irisan tipis telur dadar.