Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Transportasi

Subsidi Berkurang, Harga BBM di Jepang Lampaui Rp 20.000/Liter

Kompas.com - 28/02/2025, 09:05 WIB

Harga eceran rata-rata bensin reguler di Jepang telah melampaui 185 yen (Rp 20.000-an) per liter untuk pertama kalinya dalam 17 bulan per Januari 2025.

Menurut Kementerian Perindustrian Jepang via Japan Times pada Kamis (23/1/2025), kenaikan ini terjadi akibat pengurangan subsidi pemerintah pada grosir minyak.

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, harga energi di Jepang meningkat 10,8 persen pada Januari 2025, naik dari 10,1 persen daripada Desember 2024. 

Kenaikan harga bensin menjadi faktor utama lonjakan ini setelah pemerintah memangkas subsidi, seperti mengutip Xinhua pada Jumat (21/2/2025).

Tak lama setelah pemangkasan subsidi pada Desember 2024, harga rata-rata bensin nasional melonjak dari sekitar 175 yen (Rp 19.000-an) menjadi sekitar 180 yen (Rp 19.500-an).

Kementerian memperkirakan harga akan terus meningkat.

Menurut Pusat Informasi Minyak dari Institut Ekonomi Energi, harga rata-rata diperkirakan akan tetap berada di kisaran 185 yen (Rp 20.000-an) per liter.

Baca juga:

Taksi di Jepang punya fitur pintu otomatis terbuka saat kendaraan berhenti.
Taksi di Jepang punya fitur pintu otomatis terbuka saat kendaraan berhenti.

Dampak Kenaikan Harga dan Pengurangan Subsidi

Harga bensin mengalami kenaikan di seluruh 47 prefektur Jepang.

Enam prefektur mencatat harga lebih dari 190 yen (Rp 20.500-an) per liter, dengan Prefektur Kochi mencatat harga tertinggi sebesar 193,60 yen (Rp 21.000-an), diikuti oleh Prefektur Nagano sebesar 193,50 yen (Rp 21.000-an).

Prefektur Iwate mencatat harga rata-rata terendah, yaitu 177,80 yen (Rp 19.500-an) per liter.

Melansir Asahi Shimbun pada Kamis (16/1/202), program subsidi ini pertama kali diperkenalkan pada Januari 2022 sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meredam kenaikan harga bahan bakar. 

Jepang mengalokasikan lebih dari 6 triliun yen (Rp 650 triliun-an) dari total anggaran 8,17 triliun yen (Rp 880 triliun-an) untuk program tersebut.

Sebelumnya, jika harga bensin melebihi 168 yen (Rp 18.000-an) per liter, pemerintah menanggung 60 persen selisih antara harga dasar dan harga di SPBU hingga batas 185 yen (Rp 20.000-an) per liter.

Namun, subsidi ini dikurangi menjadi 30 persen.

Pemerintah kini tidak lagi memberikan subsidi untuk harga bensin hingga 185 yen (Rp 20.000-an) per liter.

Namun, subsidi tetap diberikan untuk harga yang melebihi angka tersebut.

Masih dari Asahi Shimbun, pelanggan bergegas mengisi bahan bakar sebelum harga naik di sejumlah SPBU di Jepang.

Beberapa pengelola SPBU juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa harga yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan penjualan.

Meski subsidi mendapat dukungan publik, beberapa ahli menilai kebijakan ini tidak berkelanjutan.

Takahide Kiuchi, ekonom eksekutif di Nomura Research Institute Ltd., menyebut bahwa subsidi ini membebani keuangan pemerintah dan menghambat upaya dekarbonisasi.

"Negara lain telah menghentikan kebijakan semacam ini, tetapi Jepang masih mempertahankannya karena tekanan publik," kata Kiuchi.

Bulan lalu, Partai Demokrat Liberal yang berkuasa bersama mitranya, Komeito, mencapai kesepakatan dengan Partai Demokrat untuk Rakyat guna memangkas pajak bensin sebesar 25,1 yen (Rp 2.700-an) per liter.

"Langkah ini bertujuan untuk mengimbangi pemangkasan subsidi, tetapi akan mengurangi pendapatan pajak, sehingga pemerintah perlu mencari sumber pendanaan alternatif," ujar Kiuchi.

Baca juga:

Sumber:

  • Japan Times (https://www.japantimes.co.jp/business/2025/01/23/economy/japan-gas-price-185/)
  • Asahi Shimbun (https://www.asahi.com/ajw/articles/15587170)
  • Xinhua
          View this post on Instagram                      

A post shared by Ohayo Jepang (@ohayo_jepang)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.