Pekerja SSW di Jepang berasal dari berbagai negara, kami penasaran tentang interaksi Ifah dengan pekerja dari negara lain.
“Tentu, kami sering berinteraksi, terutama karena beberapa atasan kami berasal dari India atau Filipina. Untungnya, komunikasi tidak terlalu sulit karena kami semua menggunakan bahasa Jepang," ucap Ifah.
"Untuk staf sesama pekerja, kami saling mengenal, tetapi karena tidak bekerja dalam tim yang sama, kami jarang bertemu atau berbicara banyak. Tapi, saat bekerja, karena kami melakukan tugas yang mirip, kami merasa ada koneksi dan bisa saling memahami,” tambah Ifah.
Meskipun bekerja secara profesional dan fokus pada tugas, pekerja SSW dari berbagai latar belakang tetap merasa solid karena pemahaman yang sama tentang tanggung jawab.
Meskipun batasan profesional tetap dijaga, Ifah menekankan bahwa lingkungan kerja tidak terasa tegang.
Semua orang fokus menyelesaikan tugas tepat waktu, memastikan alur kerja berjalan lancar dan efisien.
Melalui pengalaman bersama di asrama dan tempat kerja, Ifah dan sesama pekerja SSW membangun komunitas suportif. Semua orang merasa diterima dan terhubung meskipun jauh dari rumah.
Dalam artikel berikutnya, kita akan menjelajahi cara Ifah menjaga keseimbangan kehidupan profesional dan personalnya, mengelola rutinitas sebagai SSW sambil tetap terhubung dengan akar budayanya.
Ikuti terus kisah Ifah di Ohayo Jepang!
Baca juga:
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (Januari 2025)
View this post on Instagram