Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Selamat Tinggal, Lembur! Menikmati Work-Life Balance Perusahaan di Jepang

Kompas.com - 16/01/2025, 09:30 WIB

Jika terlambat lebih dari 15 menit, tunjangan harian dipotong. Sistem ini memberikan waktu toleransi 15 menit, tetapi tetap terasa menekan.

Selain itu, tidak ada opsi untuk bekerja dari rumah, sehingga karyawan harus hadir di kantor dari pukul 8 pagi hingga 5 sore.

Kondisi ini sangat menyulitkan, terutama saat terjadi keadaan darurat atau ketika kebutuhan pribadi membutuhkan fleksibilitas.

Akibat dari sistem kerja yang kaku ini, rutinitas menjadi monoton dan kerap memicu burnout.

Tanpa adanya fleksibilitas, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi tantangan besar.

Orang Jepang berkunjung ke kuil saat awal tahun untuk berdoa, salah satunya ke Kuil Sensoji di Tokyo.
Orang Jepang berkunjung ke kuil saat awal tahun untuk berdoa, salah satunya ke Kuil Sensoji di Tokyo.

Tidak Semua Perusahaan di Jepang "Black Company"

Sebelum pindah ke Jepang, saya memiliki persepsi bahwa sebagian besar perusahaan di Jepang adalah "black company" (ブラック企業).

Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan perusahaan dengan jam kerja panjang dan kondisi kerja yang buruk.

Namun, pengalaman saya membuktikan bahwa tidak semua perusahaan di Jepang seperti itu.

Perusahaan tempat saya bekerja, misalnya, mendukung kesejahteraan karyawan dengan memberikan fleksibilitas kerja.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.