Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Hidup di Asrama Jepang Berdasarkan Kisah Nyata Orang Indonesia

Kompas.com - 13/01/2025, 13:20 WIB

Selain itu, ada aturan malam yang membuat Widy merasa sedikit terbatas.

“Kalau pulang terlambat, aku harus telepon dan melaporkannya. Kalau mau keluar malam, harus menulis nomor telepon orang yang diajak pergi bareng,” jelasnya.

Meski terasa merepotkan, Widy memahami pentingnya aturan tersebut.

“Aturan ini untuk keselamatan kami. Kalau ada apa-apa, mereka bisa cepat menghubungi kami,” kata Widy.

Ada juga kebiasaan kecil seperti mengganti sepatu dengan sandal saat masuk asrama.

“Aturan ini nggak susah, tapi kadang aku lupa,” ujarnya sambil tertawa.

Membangun Hubungan dan Koneksi

Salah satu hal paling berharga dari tinggal di asrama adalah hubungan yang terjalin dengan sesama penghuni.

Bagi Widy, tinggal bersama sesama orang Indonesia membuat proses adaptasi lebih mudah.

“Kami seperti keluarga di sini karena semuanya dari Indonesia,” kata Widy.

“Kadang kami cari restoran halal atau tempat makan yang nggak ada babinya, terus makan bareng. Aku sendiri nggak terlalu pilih-pilih soal halal, selama itu ayam, aku makan,” ujarnya sembari tersenyum.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.