Pulau ini dulunya desa nelayan yang sibuk, terkenal dengan hasil tangkapan ikan sarden.
Kucing di sini bertugas mengendalikan populasi tikus yang sering merusak peralatan nelayan.
Seiring waktu, aktivitas perikanan menurun, penduduk mulai pindah ke wilayah lain. Namun, kucing-kucing tetap tinggal dan berkembang biak.
Pada awalnya, pulau ini hanya dikenal oleh segelintir pencinta kucing.
Namun, berkat internet dan foto-foto yang tersebar di media sosial, popularitas Aoshima meroket hingga menjadi destinasi wisata unik bagi turis lokal dan asing.
Sebelum berkunjung, ada beberapa hal penting yang perlu kamu ketahui agar perjalananmu berjalan lancar.
Pulau ini tidak memiliki fasilitas seperti toko, kafe, penginapan, atau mesin penjual otomatis (vending machine).
Pastikan membawa makanan, minuman, dan perlengkapan pribadi, serta selalu bawa kembali sampahmu.
Meskipun Aoshima dikenal sebagai pulau kucing, ini bukan lokasi wisata komersial. Hormati penduduk lokal yang sebagian besar adalah lansia.