Baca juga: Aturan Uang Lembur dan Cara Pembayaran Gaji di Jepang
Jepang telah menetapkan kerangka hukum yang komprehensif untuk melindungi hak-hak pekerja dan mendorong keseimbangan kehidupan kerja yang sehat.
Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan merupakan landasan kerangka kerja ini, yang menetapkan peraturan tentang jam kerja, waktu istirahat, dan lembur.
Berdasarkan undang-undang ini, minggu kerja standar dibatasi hingga 40 jam, dan setiap lembur harus dikompensasi dengan tarif premium.
Selain itu, undang-undang tersebut mengamanatkan setidaknya satu hari libur per minggu, yang memastikan bahwa karyawan memiliki waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri.
Selain itu, Jepang telah menerapkan langkah-langkah untuk mencegah jam kerja yang berlebihan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.
RUU Reformasi Gaya Kerja yang disahkan pada 2018, memperkenalkan batasan jam lembur dan mendorong pengaturan kerja yang fleksibel.
Undang-undang ini bertujuan untuk mengurangi beban jam kerja yang panjang dan menumbuhkan gaya hidup yang lebih seimbang bagi karyawan.
Kesimpulannya, jika kamu mempertimbangkan untuk bekerja di Jepang atau negara lain, jangan biarkan rasa takut menghalangi Anda.
Dari sudut pandang saya, budaya kerja di Jepang jauh lebih seimbang daripada yang mungkin kamubayangkan.
Kamu akan punya waktu untuk fokus pada pekerjaan selama jam kerja, tetapi juga akan dapat menikmati waktu luang tanpa harus terus-menerus terikat dengan pekerjaan.