Ia diyakini merupakan keturunan Amenohohi, anak dari Dewi Matahari Amaterasu.
Nomi no Sukune pernah diperintahkan oleh Kaisar Suinin (memerintah pada 29 SM–70 M) untuk bertanding melawan pesumo lain bernama Taima no Kehaya, dan ia menjadi pemenang.
Pada abad ke-8 M, terutama di periode Nara, sumo mulai berkembang menjadi pertandingan antar orang-orang kuat.
Kontes seperti ini disebut tsuji-zumo, dan kerap diselenggarakan dengan hadiah uang tunai. Para samurai pun sering ikut serta.
Namun, tsuji-zumo saat itu masih belum memiliki aturan yang jelas. Tak jarang, pertandingan berakhir tragis hingga memakan korban jiwa.
Selain itu, ada pula kanjin-zumo, yaitu pertandingan sumo yang diadakan di kuil Shinto.
Tujuannya untuk menggalang dana agar kuil bisa tetap beroperasi.
Dari sini, terlihat bagaimana sumo sudah sejak lama menjadi bagian dari kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat Jepang.
Baca juga: