Terjemahan: "Hati seorang wanita dan langit musim gugur".
Arti: Frasa ini sering digunakan untuk menggambarkan sifat hati seorang wanita yang mudah berubah, membandingkannya dengan cuaca musim gugur yang tidak dapat diprediksi.
Frasa ini berfungsi sebagai pengingat akan sifat kehidupan dan hubungan yang selalu berubah dan terkadang tidak menentu.
Terjemahan: "Tujuh bunga musim gugur".
Arti: Ini merujuk pada tujuh bunga tradisional musim gugur di Jepang yaitu hagi (semanggi semak), susuki (rumput pampas Jepang), kuzu (garut), nadeshiko (dianthus), ominaeshi (patrinia), fujibakama (wortel), dan kikyo (bunga lonceng).
Di Jepang, "Tujuh Rempah Musim Semi (春の七草/Haru no nanakusa)" lebih terkenal sebagai makanan, tetapi Tujuh Bunga Musim Gugur tidak untuk dikonsumsi; melainkan untuk disyukuri.
Peribahasa Jepang tentang musim gugur menawarkan kekayaan kebijaksanaan dan wawasan budaya.
Peribahasa tersebut mengingatkan kita untuk menghargai masa kini, menerima perubahan, dan menemukan keindahan dalam momen-momen kehidupan yang singkat.
Saat daun berganti warna dan hari semakin pendek, biarkan peribahasa ini menuntunmu melewati musim dengan apresiasi yang lebih dalam terhadap alam dan pelajaran yang diberikannya.
Referensi:
Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (https://www.maff.go.jp/j/agri_school/a_tisiki/kotowaza/)
Konten disediakan oleh Karaksa Media Partner (September 2024)