Dalam konteks ini, penggunaan bahasa tidak harus formal, memungkinkan pertukaran informasi yang lebih cair dan cepat di antara anggota tim.
Terakhir, sodan mendorong karyawan untuk meminta saran atau berkonsultasi dengan individu yang lebih ahli.
Tindakan ini dianggap sebagai cerminan kemauan karyawan untuk mengembangkan kemampuan diri.
Melalui Horenso, diharapkan semua pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan atau proyek memiliki pemahaman yang seragam, sehingga tidak ada informasi yang terlewat.
Selain Horenso, budaya kerja Jepang juga mengadopsi prinsip 5S atau yang dikenal sebagai 5R dalam Bahasa Indonesia adalah seiri (ringkas), seiton (rapi), seiso (resik), seiketsu (rawat), dan shitsuke (rajin).
Prinsip ini diaplikasikan secara luas dalam berbagai aspek, termasuk pekerjaan.
Seiri atau ringkas berarti memilah semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan hanya menyimpan yang esensial.
Umumnya, barang disortir menjadi tiga kategori: sering digunakan, jarang digunakan, dan tidak pernah digunakan.
Barang sering digunakan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau dan barang jarang digunakan disimpan di penyimpanan umum.