Namun, nampaknya penerapan Work Through berjalan dengan lancar.
“Di cabang Dogenzaka dan cabang Yokohama, pengguna cenderung menggunakan private room sebagai coworking space selama berjam-jam. Tersedianya power supply dan layanan wi-fi, serta suasana yang tenang dibandingkan kafe mungkin menjadi alasan mereka memilih untuk menggunakan fasilitas ini."
Setelah menerapkan Work Through, selain pelanggan utama mereka yang berusia 20-an dan 30-an, pelanggan berusia 40-an dan 50-an pun mulai terlihat berdatangan ke toko ini.
Menurut Watanabe, perubahan ini terjadi karena Bagus menyatakan dengan jelas adalah ruangan tersebut adalah coworking space, sehingga dapat diterima oleh orang-orang yang tidak biasa menggunakan fasilitas hiburan sekali pun.
Menurut Watanabe, keuntungan terbesar dari layanan ruang kerja tidak hanya penjualan saat ini tetapi juga fakta bahwa pelanggan yang belum pernah mengenal Bagus dapat mengenali bisnis mereka melalui Work Through.
Dia berharap pengguna coworking space akan datang untuk menikmati hiburan setelah situasi Covid-19 mereda.
Meskipun saat ini informasi restoran dapat dengan mudah dicari melalui internet, sering kali suasana di dalam restoran tidak dapat sepenuhnya diketahui tanpa benar-benar masuk ke dalam toko tersebut.
Salah satu keuntungan terbesar dari menyediakan coworking space adalah dengan alasan penggunaan bisnis, orang-orang menjadi lebih mudah untuk datang dan masuk ke toko yang tidak dikenal atau biasanya sulit dimasuki kalau sendirian.
Akankah tempat kerja menjadi tempat bermain?
Selain Bagus, layanan Work Through telah diterapkan di beberapa restoran, seperti "Wolfgang Puck" yang dikembangkan oleh WP-Japan dan Asahi Food Create, bisnis restoran Asahi Breweries Group. Ke depannya, ruang lounge hotel juga rencana akan direkrut.