Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Seputar Jepang

Mottainai, Contek Tradisi Jepang Dalam Menjaga Lingkungan

Kompas.com - 18/01/2020, 19:25 WIB

Orang Jepang menggunakan mottainai untuk mengutarakan rasa syukur dan kerendahan diri yang amat sangat.
Orang Jepang menggunakan mottainai untuk mengutarakan rasa syukur dan kerendahan diri yang amat sangat.

Secara harafiah, mottainai berarti “amat disayangkan!”. Namun, frasa ini tidak bisa diartikan secara gamblang. Jika digali lebih dalam, mottainai bisa berarti tiga hal berikut ini:

  1. “Tidak pantas saya menerima ini!”

Mottainai berasal dari gabungan karakter mottai (勿体) yang berarti “sesuatu yang penting” dan nai (無い) yang berarti “kekurangan”.

Jika digabungkan, mottainai berarti sebuah frasa yang digunakan untuk mengutarakan kerendahan diri dan rasa syukur karena menerima sesuatu yang sesungguhnya tidak pantas diterima.

  1. “Jangan sia-siakan!”

Anak-anak Jepang diajarkan untuk tidak menyisakan makanan sedikit pun. Apalagi nasi.
Anak-anak Jepang diajarkan untuk tidak menyisakan makanan sedikit pun. Apalagi nasi.

Bukan hanya di Indonesia, nasi pun juga sama tingginya di Jepang. Anak-anak Jepang dididik untuk tidak menyia-nyiakan bahkan sebutir nasi di mangkuknya saat makan.

Sesuai dengan sejarahnya, mottainai berarti tidak membuang barang begitu saja.

Kerajinan dari bagian selatan Prefektur Iwate, Nanbu Shikiori, memakai kain yang tidak terpakai dan ditenun menjadi kerajinan yang baru.
Kerajinan dari bagian selatan Prefektur Iwate, Nanbu Shikiori, memakai kain yang tidak terpakai dan ditenun menjadi kerajinan yang baru.

Masyarakat Jepang yang tinggal di Prefektur Iwate menekuni "Nanbu sakiori", yaitu menjahit kain yang tidak terpakai menjadi pakaian baru atau membuatnya menjadi kerajinan.

  1. “Sia-sia!”

Pada akhirnya, frasa mottainai mempunyai makna “sia-sia!” Kamu bisa menggunakan frasa ini saat menerima sesuatu yang tak pantas didapatkan, tapi tetap diberikan kepadamu.

Hati-hati jika suatu saat pasanganmu mengucapkan mottainai terhadap kamu.

Zaman sekarang, kita mungkin dikelilingi oleh hal-hal yang membuat kita terlena dan melupakan rasa hormat kita terhadap alam dan segalanya yang kita miliki sekarang.

Mari kita mulai menghargai apa yang kita miliki dan tidak menyia-nyiakan sesuatu sedikitpun.

(Alfonsus Adi Putra/Sumber: coto Japanese Academy/All About Japan)

Halaman:
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.