Mottainai juga berhubungan erat dengan agama Shinto. Rakyat Jepang percaya bahwa benda pun punya roh.
Dari situ muncul kisah hantu (yōkai) Tsukumogami (hantu peralatan rumah tangga). Saat satu benda menginjak umur seratus tahun, benda itu berubah menjadi Tsukumogami.
Oleh karena itu, rakyat Jepang pada Zaman Edo memegang teguh prinsip 3R (reduce, reuse, recycle/mengurangi, memakai kembali, mendaur ulang).
Bagaimana konsep mottainai diperkenalkan pada dunia?
Aktivis lingkungan asal Kenya, Alm. Wangari Muta Maathai (1940 – 2011), begitu terkesima dengan frasa itu saat mengunjungi Jepang pada 2005.
Ia juga penerima Penghargaan Nobel Perdamaian pertama dari Afrika pada 2004. Baginya, mottainai bukan hanya berbicara soal kebersihan, tetapi soal menghormati alam.
Oleh karena itu, Maathai memasang slogan mottainai sebagai kampanye menjaga linkungan serta mengubah 3R menjadi 4R dengan tambahan “respect” (menghormati lingkungan).
Hingga saat ini, kampanye Mottainai masih berjalan.
Makna mottainai