“Saya rasa ini merupakan shopping street (jalan yang dipenuhi tempat berbelanja) yang langka di Jepang,” kata Yasumori.
“Ada toko yang menjual barang-barang bertema Buddha yang berdiri pada tahun 1600-an, tetapi di sisi lain ada toko-toko baru yang buka. Selalu ada toko baru yang buka setiap bulannya. Saya pikir ketika orang mendengar istilah ‘shopping street’, mereka akan berpikir toko untuk lokal atau toko yang cocoknya untuk turis. Namun distrik belanja di sini, memiliki semuanya,” jelas Yasumori.
Baca juga: Sandwich dengan Isian Penuh Buah, Kreasi Koki Italia di Jepang
Ada begitu banyak toko di jalan tersebut, mulai dari toko-toko bersejarah, toko baru buka, restoran, hingga toko suvenir untuk turis. Namun, Horaido Saho masih dikunjungi oleh beragam orang mulai dari penduduk lokal hingga pelancong.
Ini beragam contoh dari berbagai jenis teh yang ada di konter, seperti matcha (teh hijau), gyokuro (teh hijau yang bubuk), sencha (teh yang dipanggang), dan genmaicha Horaicha asli, serta banyak lainnya..
Jenis daun teh yang beragam, tersedia di toko ini. Sencha sendiri memiliki delapan jenis yang berbeda dan harganya bervariasi. Saat memilih teh yang kamu sukai, tidak harus memilih yang harganya mahal.
Jika kamu bandingkan mereka, setiap jenis sencha tampak sedikit berbeda. Cara menyeduh setiap teh ini juga berbeda-beda.
“Walaupun sencha yang sama, jika kamu ingin mencoba teh dalam jumlah sedikit, maka teh yang harganya mahal adalah yang rasanya lebih kaya dan enak,”kata Yasumori.
Namun, lanjut Yasumori, kalau kamu mau meminumnya sambil makan nasi, sebaiknya pilih teh dengan harga yang terjangkau, yang memiliki rasa lebih sederhana dan rasanya lebih pahit.