OhayoJepang - Jepang terkenal akan sejarah, budaya, dan tradisinya yang kaya.
Setiap kali memeriksa informasi tentang budaya Jepang, dapat dipastikan bahwa kita selalu dapat menemukan artikel tentang banyak aturan yang tidak terucapkan dalam masyarakat Jepang. Misalnya saat pergi ke wawancara kerja.
Baca juga: Memahami Budaya Kerja di Jepang, HoRenSou
Kita dapat melihat bahwa sebagian besar orang asing akan mencoba melihat di internet "to-do" dan "not-to-do". Artikel-artikel semacam ini sering kali bisa sangat membantu.
Misalnya seperti ketuk pintu tiga kali sebelum memasuki ruangan, jangan memasuki ruangan sampai mendengar pewawancara berkata "Douzo!", atau waktu yang tepat untuk menunduk.
Sebelum kamu mencoba mengingat langkah-langkah ini, berikut saran dari senior di Jepang dan orang asing tentang hal-hal yang penting selama wawancara.
Pakaian
Narasumber A: Beberapa perusahaan ada yang meminta kamu untuk mengenakan pakaian smart-casual agar terkesan santai dan membiarkan mereka melihat siapa kamu sebenarnya. Sangat penting untuk mencocokkan pakaian tergantung pada budaya masing-masing perusahaan.
Baca juga: Belanja di Jepang,, Kenali Ukuran Pakaian dan Sepatu yang Berlaku di Jepang
Resume
Narasumber B: Sebagai orang asing, dibutuhkan banyak usaha untuk membuat resume sebelum melakukan wawancara. Salah satu kesalahan yang mungkin terjadi, yaitu mencoba untuk menyempurnakan resume dengan menggunakan kata-kata Jepang yang sulit.
Hal itu tidak selalu baik terutama saat kemampuan bahasa kamu berbeda dari tulisannya.
Meskipun meminta bantuan dari agen untuk mengedit tulisan merupakan hal yang baik, pastikan ketika ditanya saat wawancara dapat berbicara semua tulisan di resume kamu.
Baca juga: Mau Melamar Kerja ke Jepang? Ini Panduan Membuat Resume
Ketepatan Waktu
Narasumber C: Kita semua tahu datang terlambat tidak dapat diterima, tetapi apakah kamu tahu bahwa datang terlalu awal mungkin juga tidak baik?
Karena pewawancara juga memiliki tugas untuk diselesaikan dan jadwal yang harus diikuti.
Solusi terbaik adalah tiba di lokasi setidaknya 5 hingga 10 menit sebelum waktu janji. Ketika tiba terlalu awal, saya menghabiskan waktu dengan minum secangkir kopi di sebuah kafe di sekitar tempat wawancara dan mencoba untuk bersantai.
Narasumber B: Jika dalam keadaan yang tidak dapat dihindari saat tahu kamu akan terlambat, solusi terbaik adalah menelepon perusahaan secepatnya saat tahu bahwa kamu tidak akan datang tepat waktu.
Lebih baik memberi tahu mereka berapa lama kamu akan terlambat. Hal ini sering diartikan bahwa kamu menghargai waktu mereka sehingga dianggap baik.
Baca juga: Mengenal 5S dalam Budaya Kerja Jepang
Lancar Bahasa Jepang
Narasumber D: Orang asing sangat sulit untuk menggunakan keigo terutama dalam situasi yang memicu stres. Semakin saya tidak bisa mengungkapkan pikiran saya dalam kata-kata, semakin hilang kepercayaan diri selama wawancara.
Namun, setelah mendapatkan tawaran pekerjaan, saya menyadari apa yang lebih diperhatikan oleh pewawancara adalah konteks tanggapan, kepribadian, dan motivasi saya.
Narasumber B: Bagi saya yang telah bekerja dan tinggal di Jepang selama lebih dari lima tahun, wajar saja untuk menggunakan keigo pada tingkat tertentu.
Baca juga: Banyak Cara Belajar Bahasa Jepang, Yuk Pilih yang Cocok
Alasan Mengapa kamu Ingin Bekerja di Jepang
Narasumber A: Ini adalah pertanyaan yang diajukan sebagian besar pewawancara kepada kandidat asing. Pada awalnya, saya memberi tahu “karena saya suka budaya Jepang. Saya ingin tinggal di Jepang.”
Namun, suatu kali, pewawancara berkomentar bahwa “itu adalah jawaban semua orang. Saya ingin tahu tentangmu lebih dalam”. Sejak saat itu, saya benar-benar memikirkan apa yang ingin dilakukan dalam karir saya.
Kita sering lupa untuk mempertimbangkan, apakah ini pekerjaan yang benar-benar ingin saya lakukan?
Atau seberapa besar saya bisa mempercayai perusahaan ini dengan masa depan saya? Beberapa kali perasaan kita untuk berada di negara ini tidak selaras dengan apa yang benar-benar esensial.
Baca juga: Cara Hemat Biaya Transportasi saat Bekerja atau Belajar di Jepang
Sikap
Narasumber D: Melihat ke belakang, saya telah belajar bahwa menunjukkan keinginan dan ketulusan adalah hal penting.
Kita harus ingat bahwa wawancara adalah komunikasi dua arah. Mendengarkan pewawancara sama pentingnya dengan menjawab pertanyaan mereka.
Jika benar-benar tertarik pada perusahaan, kamu akan mendengarkan dengan cermat apa yang dikatakan pewawancara kepada kamu.
Narasumber B: Lebih baik untuk menatap mata pewawancara ketika kamu berbicara. Namun, ini mungkin tidak mudah bagi semua orang.
Jadi jika kamu malu, seperti saya, saya mencoba untuk melihat daerah hidung dan ternyata berhasil!
Narasumber C: Karena kurangnya kemampuan bahasa, saya mencoba menghafal frasa Jepang untuk pertanyaan-pertanyaan umum, tetapi tidak berhasil karena tidak keluar secara alami.
Saya berharap dapat menunjukkan lebih banyak tentang siapa saya melalui wawancara.
Baca juga: 5 Tips Beradaptasi dengan Budaya Kerja di Jepang
Narasumber A: Mari kita pikirkan cara ini, wawancara tidak hanya tempat di mana perusahaan menilai kamu tetapi juga merupakan kesempatan bagi kamu untuk memahami setiap perusahaan.
Meskipun penting untuk memiliki pengetahuan tentang praktik umum dalam wawancara kerja di Jepang, tetapi tetap lebih penting untuk menunjukkan diri yang sebenarnya dan mengekspresikan pikiran kamu.
Beberapa orang sangat ingin mendapatkan tawaran pekerjaan ketika visa mereka kedaluwarsa semakin dekat, tetapi sebaiknya diingatkan hal-hal yang juga harus dipertimbangkan.
Pikirkan itu sebagai jangka panjang, lebih berarti bekerja di perusahaan yang menghargai dan menginspirasi kamu.
Begitu juga sebaliknya, akan memalukan jika kamu tidak bisa menjadi diri sendiri hanya karena terikat oleh aturan yang tidak diucapkan. Milikilah rasa hormat dan itu akan berhasil.
Provided by Karaksa Media Partner (26 September 2019)