Ada beberapa area, area di depan restoran, area di lereng, atau di area jalan turun. Kali ini, dia memutuskan untuk melihat pemandangan dari bangku di depan restoran.
Jadi, dia memutuskan untuk menunggu sambil menghangatkan dirinya dengan menyeruput amazake panas (sake non-alkohol).
Kemudian matahari terbit dari bawah awan, dan pemandangan ini terlihat amat sangat indah. Semua orang berdecak kagum dengan pemandangan itu dan memegang kamera untuk merekam seluruh proses matahari terbit.
Entah karena matahari atau karena keindahan pemandangan ini, pada saat itu, dia benar-benar lupa tentang dingin dan kelelahan yang telah dirasakan sejak tadi malam.
Tambahan: ada sekitar tiga toko dengan ruang makan di dalamnya, tetapi pada jam-jam sebelum dan saat matahari terbit, kamu tidak bisa masuk kecuali kamu adalah peserta tur. Kamu hanya bisa membeli minuman panas yang dijual di depan toko.
Perjalanan panjang menuruni gunung yang tiada habisnya
Setelah melihat matahari terbit, dia mulai turun gunung. Berbeda dengan pendakian ke atas, perjalanan turun terasa lebih melelahkan secara fisik dan mental, karena hanya menuruni jalan berpasir yang berliku, dengan pemandangan yang sama selama berjam-jam.
Bahkan ada yang bilang, perjalanan turun lebih menyakitkan. Setuju!
Untuk turun gunung dari puncak ke stasiun 5 memakan waktu sekitar 3~4 jam. Setelah tiba, dia segera mengembalikan semua barang yang disewa sehingga dia tidak perlu membawa barang lagi, lalu langsung menuju ke restoran untuk menikmati nasi kari dan es krim.
Secara keseluruhan, ini adalah pengalaman yang memuaskan karena bisa melihat matahari terbit dari Negeri Matahari Terbit di puncak Gunung Fuji yang menjadi simbol negara matahari terbit ini.
Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi Official Website for Mt. Fuji Climbing.
Provided by Karaksa Media Partner (12 September 2019)