OhayoJepang - Sebagai orang asing yang bekerja di perusahaan Jepang, kamu tak hanya akan menghadapi masalah kendala bahasa, melainkan juga perbedaan budaya dalam cara orang Jepang bekerja.
Kadang hal tersebut membuat kamu sulit beradaptasi dengan cara kerja mereka. Pada akhirnya, hal ini bisa membuat kamu merasa tidak diterima atau malah jadi rindu ingin pulang ke tanah air.
Dalam artikel ini, salah satu tim OhayoJepang yang merupakan orang berkewarganegaraan Jepang dan memiliki pengalaman bekerja bersama orang asing, akan berbagi beberapa tips yang mungkin dapat membantu kamu untuk berbaur dan bekerja dengan baik di perusahaan Jepang.
Jika kamu direkrut sebagai pegawai tetap (seishain) di Jepang, hal itu berarti kamu terpilih karena mereka percaya bahwa kamu dapat beradaptasi dengan budaya di perusahaan itu.
Budaya perusahaan mengacu kepada kebijakan manajemen perusahaan, tujuan spesifik departemen, proses harian, serta aturan dan cara bekerja dalam tim. Tanpa memahami aturan-aturan ini, kita tidak dapat memainkan peran aktif dalam perusahaan.
Inilah alasan mengapa perusahaan ingin pegawainya memahami hal tersebut. Kamu diharapkan juga bisa menggunakan keahlianmu sejalan dengan budaya perusahaan.
Langkah tercepat agar menjadi aktif di perusahaan adalah dengan mengambil inisiatif dan mengajukan pertanyaan.
Jika semua berjalan lancar, kamu akan diberikan lebih banyak tugas dan dapat meningkatkan kemampuan, serta dapat mengungkapkan lebih banyak pendapat. Akhirnya, kamu akan dievaluasi dan juga mendapat promosi.
Terkadang ada perusahaan yang hanya melihat pegawainya sebagai pesuruh, tetapi tidak semuanya seperti itu. Banyak perusahaan mempekerjakan pegawainya dengan harapan akan menjadi lebih baik dan tumbuh dibanding orang-orang di sekitarnya, serta dapat dipercaya oleh mereka.
Setelah telah diperintahkan untuk mengerjakan tugas di perusahaan, ada baiknya mengetahui alasan dari tugas yang diberikan dan secara rutin mengkonfirmasi langkah pengerjaan yang tepat. Kamu dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja secara signifikan setelah jika melakukan hal ini.
Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah memeriksa dengan supervisor tentang “tujuan” dari tugas yang diberikan (mokuteki) dan batas waktu (kijitsu) sesuai dengan situasi saat itu (shiagari no joutai).
Kamu dan atasan adalah individu berbeda sehingga untuk mengerti satu sama lain, dibutuhkan komunikasi yang baik dan pendekatan satu sama lain. Saat bekerja dalam tim, sangat penting untuk menghargai pendapat semua anggota.
Periksa ulang apakah atasanmu membutuhkan penjelasan. Tulis instruksi dengan hati-hati dan jelaskan kesimpulan dari rencana kerjamu dengan lengkap sebelum memulainya.
Kemudian, kamu harus memberitahukan perkembangan terbaru kepada atasan setidaknya sebelum hingga sesudah melengkapi tugasmu. Jika berjalan dengan baik, kamu tetap harus melaporkan bahwa semua berjalan dengan baik.
Jika atasan menanyakan kemajuan tugas sebelum melaporkannya, hal itu berarti bahwa ia cemas tentang tugasnya.
Dengan melaporkannya sebelum diminta, hal itu menyiratkan bahwa atasan dapat mempercayai pegawainya dan tidak apa-apa menyerahkan semua pekerjaannya. Akhirnya, kamu pun mendapatkan kepercayaan dari atasan dan menghindari konsekuensi dari kegagalan.
Setiap orang terkadang melakukan kesalahan. Hal ini yang menyebabkan pekerja harus meninjau kembali dan mencoba menemukan kesalahan yang mungkin dibuat secara tidak sadar.
Sebelum mengirim suatu dokumen pekerjaan, periksa kembali kesalahan yang bisa saja ada dalam dokumen tersebut.
Periksa apakah semua font dan teks sudah ada, apakah ada variasi dan kata-kata yang tidak perlu, atau poin yang tidak jelas. Cobalah secara aktif mencari kesempurnaan dalam pekerjaan tersebut.
Jika pekerjaan sulit dipahami karena kesalahan atau perbedaan, hal itu menghilangkan setengah dari daya tarik orang lain untuk membaca atau memeriksanya.
Ketika kamu menulis sesuatu dalam Bahasa Jepang, pastikan untuk meminta rekan orang Jepang untuk memeriksa bahasanya. Belajar melalui kesalahan meningkatkan Bahasa Jepang dan hubungan dengan rekan perusahaan.
Seperti di Indonesia, cuti berbayar di perusahaan-perusahaan Jepang ditetapkan secara tahunan. Bahkan saat mengambil izin sakit atau liburan panjang, semuanya dipotong dari cuti tetap yang dibayar. Biasanya, cuti berbayar yang tidak digunakan dapat dibawa ke tahun berikutnya.
Untuk menghindari kehabisan cuti berbayar, cobalah untuk mengelola kesehatan diri dan rencanakan liburan dengan bijak. Jangan habiskan terlalu banyak cuti untuk bersenang-senang sepanjang tahun hingga tidak ada lagi yang tersisa.
Hal terburuk yang dapat terjadi adalah kamu tidak memiliki sisa cuti yang bisa digunakan saat sakit pada akhir tahun.
Jika hal ini terjadi, dapat menimbulkan kesan bahwa pegawai tidak mendapatkan jiko-kanri, yang berarti tidak dapat menjaga diri sendiri. Sulit untuk menjunjung kredibilitas seseorang jika tidak bisa menjaga diri sendiri.
Jadi, setiap kali menggunakan cuti berbayar, pastikan untuk merencanakan sebelumnya untuk memastikan tidak kehabisan hari cuti.
Terakhir, jangan sampai kehilangan identitas diri. Kamu tidak perlu menjadi orang jepang untuk bekerja di perusahaan Jepang.
Kamu tidak harus memaksakan diri untuk menerima gaya dan budaya kerja mereka sebagai satu-satunya cara yang "benar" untuk bekerja. Ada banyak cara bagi pegawai asing untuk menselaraskan budaya sendiri dengan budaya Jepang.
Jika kamu memiliki rekan kerja yang berasal dari negara yang sama atau bahkan dari negara yang berbeda, maka hal tersebut menambah pengalaman untuk memiliki berbagai perspektif dan budaya. Jika berbicara dengan seorang rekan, pastikan kamu juga berbagi pemikiran tentang Jepang.
Kami harap lima tips ini dapat membantu. Jika kamu memutuskan untuk bekerja di Jepang, kami akan selalu ada di sini untuk mendukungmu. Semoga berhasil!
Provided by Karaksa Media Partner (08 August 2019)