OhayoJepang - Baik sekadar berlibur ke Jepang atau memang menetap di negara ini, sushi adalah salah satu hidangan khas Jepang yang selalu ingin dicoba semua orang yang datang ke Jepang. Makan sushi bisa menjadi tantangan tersendiri bagi wisatawan yang tidak biasa memakan makanan mentah.
Namun pelan-pelan, sushi sudah menjadi makanan favorit bagi masyarakat dunia. Belakangan makan sushi sudah menjadi rutinitas banyak orang sampai-sampai terbentuk kebiasaan untuk pergi makan ke restoran sushi.
Di Jepang, sangat mudah menemukan jaringan restoran sushi modern dan mereka kerap mengembangkan menu yang ditawarkan. Namun, restoran sushi lokal yang menyajikan sushi dengan cara tradisional masih eksis hingga sekarang. Menikmati sushi di restoran sushi lokal yang tradisional, patut dicoba sebagai sebuah pengalaman menyantap sushi yang sesungguhnya.
Dengan begitu banyaknya pilihan restoran sushi, kamu bisa-bisa bingung memilihnya. Jadi apa perbedaan di antara restoran-restoran sushi yang ada di Jepang?
Secara sederhana, restoran sushi yang menyajikan sushi di ban berputar (conveyor belt) disebut sebagai tempat makan kaitenzushi. Ini biasanya jaringan restoran sushi dan menawarkan sushi dengan harga yang murah.
Biasanya restoran kaitenzushi menyediakan sushi yang tidak tradisional, jadi biasanya menggabungkan bahan-bahan yang beragam seperti potongan bawang bombay, alpukat, keju, dan mayonaise.
Sementara itu, restoran sushi lokal (biasanya lebih berkelas) atau sushiya merupakan restoran sushi bergaya bar. Di dalam restoran sushi jenis ini, koki sushi profesional bekerja di belakang meja bar saat menyiapkan sushi tradisional. Sushi tradisional berarti hanya menggunakan dua bahan utama yaitu shari atau nasi bercuka dan neta atau bahan yang digunakan di atas nasi (topping).
Berbeda dengan harga di kaitenzushi, harga sushi di sushiya lebih mahal. Harga mahal ini karena bahan yang digunakan merupakan bahan-bahan segar dan berkualitas tinggi. Selain itu, ongkos lebih mahal karena dilayani langsung oleh koki sushi yang memiliki keahlian tingkat tinggi.
(BACA: Restoran Sushi di Tokyo Kenalkan Sistem "Conveyor Belt" yang Canggih, Seperti Apa Keunikannya?)
Setelah kamu menentukan jenis restoran sushi yang ingin didatangi, berikut kami sarankan beberapa tips agar pengalaman kamu makan sushi di Jepang lebih berkesan.
Pertama-tama, bersihkan tangan
Semua restoran sushi menyediakan tisu basah atau handuk kecil untuk membersihkan tangan kamu. Sushi selain dimakan dengan sumpit, juga bisa dimakan dengan tangan.
Wasabi: coba atau tidak?
Jika kamu tidak doyan wasabi, kamu bisa meminta koki untuk tidak menaruh wasabi pada shari dengan mengatakan “Wasabi-nuki de onegaishimasu”. Biasanya, koki tetap menaruh sejumput kecil wasabi pada pinggir piring sushi atau toples berisi wasabi tersedia di dekat meja.
Sebaiknya, larutkan wasabi di kecap asin khas Jepang untuk menambah sensasi pedas yang menghentak dan wasabi juga berfungsi sebagai anti-bakterial alami.
Makan dengan sumpit
Sushi biasanya dimakan dengan sumpit agar tangan tidak menjadi lengket atau berminyak. Biasanya orang akan langsung mencelup shari (nasi sushi) ke kecap asin dengan alasan cara ini lebih praktis. Hanya saja, ini bisa membuat shari menjadi rusak saat tercelup di kecap.
Sebaiknya, miringkan terlebih dahulu ke bagian sisinya dengan menggunakan sumpit. Jadi kamu bisa mencelup bagian neta terlebih dahulu secara perlahan ke kecap, sedikit saja agar tidak merusak rasa dari neta. Jangan merendam neta ke kecap karena hal ini hanya akan merusak bentuk dan rasa dari sushi.
Sebagian besar restoran saat ini menyajikan potongan neta yang lebih besar daripada biasanya. Jadi jangan paksa diri kamu untuk memakannya dalam sekali suap. Kamu bisa memotongnya jadi dua dengan menggunakan sumpit.
Makan dengan tangan
Lebih mudah makan sushi dengan cara ini. Cukup ambil sushi dengan jempol, jari telunjuk, dan jari tengah. Lalu pegang dengan lembut sehingga tidak merusak bentuknya. Kemudian miringkan ke bagian sisinya dan celup neta ke kecap.
Sushi sebaiknya dimakan secepatnya setelah disajikan untuk menjaga kesegaran dan rasa dari sushi.
Bersihkan mulut dengan gari
Gari atau asinan jahe yang disajikan di restoran sushi, perlu kamu makan untuk membersihkan mulut. Selain itu, gari memiliki fungsi antimicrobial yang penting saat mengonsumsi ikan mentah. Kamu juga bisa menggunakan gari untuk mengoles kecap ke neta yang memiliki tambahan bahan di atasnya.
Provided by Karaksa Media Partner (11 Juni 2019)