OhayoJepang- Tokyo Marathon merupakan salah satu ajang olahraga terbesar di Tokyo. Tahun ini, Tokyo Marathon diadakan pada 3 Maret 2019. Penulis kami berpartisipasi dalam acara tersebut sebagai penonton. Berikut laporannya!
Walaupun maraton baru mulai sekitar pukul 9 pagi, tetap sebagian besar pelari sudah datang dua jam sebelumnya. Pada jam-jam tersebut, jalanan sudah ditutup untuk masyarakat umum. Akibatnya, ada beberapa turis tampak kebingungan di jalan yang ditutup itu.
Saat maraton berlangsung, hujan turun sepanjang hari. Jadi hari itu, cuaca begitu dingin. Tak hanya dingin karena basah akibat hujan yang terus turun, tetapi juga angin yang begitu kencang.
Bagi para penonton saja, hari itu merupakan hari yang penuh tantangan karena harus mengatasi dinginnya cuaca. Apalagi bagi para pelari yang pastinya harus lebih kuat menghadapi cuaca dingin.
Ada beberapa hal menarik dari maraton ini. Pertama, Anda bisa menemukan pelari yang menggunakan kostum karakter seperti cosplay (costume player). Jika dibandingkan dengan pelari yang memang mengenakan pakaian lari, gerakan pelari dengan kostum karakter tampak lebih berat.
Kedua, walau hujan lebat turun sepanjang hari, ada banyak warga Jepang yang turun ke jalan untuk menyemangati para pelari. Mereka membawa peralatan musik untuk memeriahkan sorakan bagi para pelari. Ada pula yang membawa bendera atau pesan-pesan yang dituliskan dalam karton berukuran besar.
Banyak pula dari warga yang menonton, membawa aneka cokelat batangan atau biskuit dari beras. Camilan ini mereka berikan kepada para pelari.
(BACA JUGA: Contekan Rute Tokyo Marathon, Bisa Jadi Ide “Itinerary” Keliling Kota Tokyo)
Ketiga, tidak hanya orang-orang yang menonton, toko-toko sepanjang rute yang dilewati pelari juga menyoraki para pelari. Uniknya, mereka menyemangati dengan aneka pertunjukan tradisional seperti Taiko (drum khas Jepang) dan tarian tradisional Jepang.
Keempat, Anda bisa menyusul pelari tertentu dengan menggunakan aplikasi. Salah satu teman penulis, berpartisipasi dalam maraton tersebut. Penulis pun membuat janji “bertemu” di salah satu titik dalam rute tersebut.
Lalu saat maraton berlangsung, penulis mengecek posisi temannya saat berlari, sehingga dapat mendahuluinya dan bersiap di titik yang sudah disepakati sebelumnya.
Saat sudah berada di titik tersebut, penulis pun menyiapkan suara dan berteriak sekencang-kencangnya untuk menyemangati temannya saat ia berlari melintas titik itu. Hal ini menjadi begitu menarik, karena kerap kali pelari melintasi suatu titik lebih cepat dari penonton yang menyusulnya.
Dengan aplikasi tersebut, penonton dapat memperkirakan posisi pelari. Dengan cara ini, penonton pun bisa memprediksi waktu yang tepat si pelari akan melintas suatu titik.
Salah satu momen paling berkesan adalah saat melihat para pelari menggunakan sisa-sisa energi mereka untuk terus berlari menuju garis finish. Mereka berlari dengan baju yang basah kuyup dan nafas terengah-engah.
Bagi penulis, mereka sangat luar biasa! Mereka mampu menyelesaikan rute lari sepanjang 42,2 kilometer dalam jangka waktu yang telah ditentukan dengan kondisi cuaca yang buruk.
Tahun ini, sebanyak 35.451 pelari mampu mencapai finish sebelum tenggat waktu yaitu jam 16.10 waktu setempat.
Penulis juga sempat mewawancarai salah satu pelari. “Sebelumnya, saya sudah pernah ikut maraton ini sebanyak tiga kali. Saya pikir Tokyo Marathon merupakan acara maraton nomor satu di Jepang karena panorama kota yang indah dan para pendukung yang menunggu pelari hampir di sepanjang jalan,” kata Fumihiro Sasaki, seorang pria asli Jepang.
“Walaupun saya sangat capai di 10 kilometer terakhir, tetapi saat saya bisa mencapai finish, saya merasa seperti sudah berhasil meraih sesuatu. Perasaan inilah yang membuat saya ingin terus berpartisipasi dalam acara ini. Ajang ini wajib dicoba oleh para pelari,” tambah Fumihiro.
Meskipun acara ini diselenggarakan di pusat kota Tokyo yang terkenal begitu sibuk dan padat, tetapi penyelenggaraannya berjalan dengan baik. Mulai dari layanan pemandu hingga manajemen rute.
Jadi penasaran bagaimana mereka akan menyiapkan maraton untuk Olimpiade Tokyo 2020? Sebab, tempat dan rute untuk pertandingan maraton pada Olimpiade Tokyo 2020 akan berlangsung di tempat dan rute yang hampir sama dengan Tokyo Marathon
Tokyo Marathon tidak hanya untuk pelari Jepang. Pelari dari berbagai negara di dunia dapat berpartisipasi dalam ajang olahraga ini, termasuk Indonesia. Mereka bisa ikut maraton asalkan memenangkan undian yang diselenggarakan pihak penyelenggara.
Acara maraton ini bisa menjadi salah satu pilihan aktivitas yang bisa Anda ikuti untuk dapat menikmati Jepang dari sisi yang berbeda. Apalagi jika Anda adalah seorang pelari.
Jika berminat berpartisipasi dalam acara ini tahun depan, Anda bisa mengecek informasi yang lebih detail di situs web resmi Tokyo Marathon. Namun jika Anda bukan pelari, Anda tetap bisa menikmati kemeriahan Tokyo Marathon dengan menjadi penonton yang bersorak mendukung para pelari.
Situs web resmi Tokyo Marathon: https://www.marathon.tokyo/en/
Karaksa Media Partner (4 March 2019)