Beda Budaya Ngopi di Indonesia dan Jepang, Nongkrong atau Me Time?

Orang Jepang ngopi di kafe bersuasana tenang. PAKUTASO/SUSHI PAKU

Setiap tempat punya cerita dalam secangkir kopi.

Bagi sebagian orang, kopi hanyalah minuman. Namun bagi saya, kopi adalah momen kadang hangat, kadang hening.

Dulu, saat masih menjadi barista di Indonesia, saya terbiasa dengan suasana kafe yang ramai.

Sekarang, setelah tinggal di Tokyo, saya melihat kopi dari perspektif yang berbeda. Perbedaan budaya ngopi di dua negara ini mengajarkan saya banyak hal.

Baca juga:

Ngopi Ramai-ramai di Indonesia

Di Indonesia, kedai kopi adalah zona sosial. Suasana yang ramai seperti sudah jadi keharusan.

Ada musik, tawa, dan suara kursi yang bergeser. Kalau sebuah kafe terasa terlalu sepi, rasanya justru aneh.

Saya sering melihat pelanggan datang beramai-ramai, duduk bersama teman-teman, menikmati kopi sambil ngobrol berjam-jam, main kartu, atau sekadar berbincang di area outdoor.

Kadang, ada juga hal-hal yang menguji kesabaran saya. Misalnya, pelanggan yang hanya pesan satu espreso tapi duduk berjam-jam.

Cangkir kosong dibiarkan di meja demi menikmati Wi-Fi gratis. 

Ada juga mahasiswa yang menjadikan kafe sebagai tempat rapat kelompok, membawa laptop, catatan, bahkan camilan dari luar.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!