Menu Makan Siang Sekolah di Jepang, Kombinasi Gizi dan Edukasi

Makan siang sekolah ini berisi nasi, sup miso, sekotak susu, sebungkus ikan kering kecil, dan tumis daging dengan sayuran. Foto ini diambil di sebuah sekolah dasar negeri di Jepang. WIKIMEDIA COMMONS/DOUGLAS P PERKINS

Program makan siang sekolah di Jepang yang dikenal sebagai kyushoku, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan di negara tersebut.

Menu yang disajikan mencerminkan kebutuhan gizi, nilai budaya, dan pendidikan yang mendalam.

Salah satu contoh penerapan program ini dapat ditemukan di St. Dominic’s Institute, sebuah sekolah dasar di Okamoto, Setagaya, Tokyo.

Sejarah Kyushoku dan Menu Awalnya

Kyushoku dimulai pada 1889 di Sekolah Dasar Chuai, Prefektur Yamagata, sebagai inisiatif untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu.

Menu awalnya sederhana, dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasar gizi siswa.

Setelah Perang Dunia II, menu yang populer termasuk daging paus dan susu skim bubuk, mencerminkan keterbatasan bahan pangan saat itu.

Namun, seiring waktu, menu kyushoku terus berkembang. Nasi kari dan spageti menjadi favorit siswa sejak pengaruh budaya Barat masuk ke Jepang.

Hingga kini, kari Jepang yang memiliki rasa manis tetap menjadi hidangan yang disukai anak-anak sekolah.

Baca juga:

Menu Makan Siang Bergizi Seimbang dan Variatif

Melansir berita Kompas.com, ahli gizi di sekolah dasar St. Dominic’s Institute Jepang Namekawa merancang kyushoku dengan sangat teliti. 

Menu makan siang tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi, melainkan juga memperkenalkan anak-anak pada berbagai cita rasa.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!