Ceri Jepang atau sakuranbo (さくらんぼ) mencuri perhatian saat awal musim panas karena kualitas terbaiknya dan harga lebih dari Rp 1 juta per kotak untuk ceri premium.
Buah berwarna merah ini mulai muncul di pasar dan menu hidangan penutup di seluruh Jepang sekitar Mei. Ini jadi penanda dimulainya musim yang singkat tapi manis.
Jepang yang menghargai makanan musiman (shun, 旬) ini menjadikan ceri lebih dari sekadar buah melainkan kelezatan budaya yang istimewa.
Tidak seperti ceri impor yang sering ditemukan sepanjang tahun, ceri Jepang dibudidayakan dengan sangat hati-hati.
Buah ini dihargai tinggi karena punya keseimbangan rasa manis, asam, dan kulitnya yang lembut.
Varietas yang paling terkenal adalah satonishiki (佐藤錦), sering disebut sebagai "raja ceri" di Jepang.
Varietas ini dikembangkan di Prefektur Yamagata dan sudah merebut hati banyak orang sejak awal 1900-an.
Satonishiki dihargai karena warnanya merah mengilap, bentuknya bulat sempurna, dan rasanya manis menyegarkan.
Buah ini saking lembutnya, sering dijual dalam kemasan kotak cantik, diperlakukan lebih seperti perhiasan mewah daripada buah biasa.