Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Apakah Kamu Perlu Menumpuk Piring di Izakaya Jepang? Ini Jawabannya

Kompas.com - 29/Jan/2020, 17:51 WIB
Izakaya.
Lihat Foto
Izakaya.

OhayoJepang - Jepang memiliki banyak etiket dan peraturan.

Oleh karena itu, baik orang asing dan khalayak Jepang sendiri sulit untuk memilah protokol yang harus digunakan di situasi tertentu.

Selama bertahun-tahun, kita belajar untuk tidak tertawa terbahak-bahak di bioskop dan tidak menginjak ambang pintu ruangan di Jepang.

Namun, ternyata, ada satu hal lagi yang harus kita pelajari, dan hal itu berkenaan dengan makan di izakaya.

Izakaya adalah restoran sekaligus kedai minum yang dapat kamu temukan di seluruh Jepang.

Karena nuansanya yang kasual dan atmosfirnya yang ceria, lumrah bagi kamu untuk berpikir tempat ini tidak memiliki aturan atau etiket tertentu.

Namun, menurut Hiroyuki Iguchi, seorang pekerja izakaya dan anggota duo pelawak "Westland", ada beberapa hal yang kamu harus tahu saat makan di restoran ini.

Izakaya menyediakan piring kecil untuk hidangan yang menemani waktu minum.
Izakaya menyediakan piring kecil untuk hidangan yang menemani waktu minum.

Telah bekerja di sebuah izakaya selama lebih dari 10 tahun, Iguchi mengatakan banyak pelanggan yang menumpuk piringnya di meja saat selesai makan.

Karena izakaya menyajikan banyak piring berisi camilan untuk menemani waktu minum, terdapat tumpukan piring yang menggunung di meja.

Kendati menumpuk piring setelah makan kelihatannya seperti tindakan terpuji, Iguchi menekankan bahwa hal itu tidak membantu sama sekali.

Malah, hal itu merepotkannya karena banyak pelanggan yang menumpuk piring secara sembarangan.

Ternyata, menumpuk piring yang selama ini dianggap membantu para pelayan restoran malah merepotkan mereka.
Ternyata, menumpuk piring yang selama ini dianggap membantu para pelayan restoran malah merepotkan mereka.

Selain itu, Iguchi juga pernah mengalami hal-hal yang membuatmu geleng-geleng kepala.

Contohnya, ia pernah menemukan piring kecil penuh  kecap asin tepat di bagian tengah tumpukan piring.

Bagi Iguchi, pilihannya hanya dua: pindahkan tumpukan itu ke dapur agar kecap asinnya tidak tumpah atau bongkar tumpukan itu dengan hati-hati.

Iguchi mengatakan bahwa saat piring yang berminyak saling menumpuk, butuh waktu dan tenaga ekstra untuk mencucinya karena bagian bawah dan atas piring menjadi berminyak.

Jadi, jika menumpuk piring saat selesai makan hanya merugikan kedua belah pihak, apa yang seharusnya dilakukan pelanggan?

Iguchi mengatakan bahwa mengambil piring yang sudah kosong satu per satu adalah cara terbaik saat selesai makan.

Maksudnya adalah pelanggan disarankan memesan hanya satu atau dua hidangan sekaligus. Jangan memesan hidangan banyak lalu tidak menghabiskannya.

Pendapat khalayak Jepang terbagi mengenai masalah ini. Berikut adalah contohnya:

"Bukannya masuk akal meninggalkan hidangan yang masih basah di atas tumpukan piring? Saya tak menyangka ada orang-orang yang bahkan tidak bisa melakukannya."

"Pelanggan menumpuk piring karena pelayan izakaya tidak langsung mengambilnya,"

"Saya tidak ingin menumpuk piring yang berminyak, tapi mau bagaimana lagi?"


"Jika pelayan restoran tidak mengambil piringnya, terpaksa saya harus menumpuknya."


"Daripada mengeluh soal pelanggan, pelayan restoran harusnya melihat saat hidangan sudah habis dan mengambil piringnya."

Melihat dari komentar-komentar tersebut, terlihat bahwa para pelanggan sama kesalnya dengan para pelayan izakaya mengenai permasalahan piring.

Agar menyenangkan kedua pihak, lebih baik pesan sebisamu saat makan di izakaya.
Agar menyenangkan kedua pihak, lebih baik pesan sebisamu saat makan di izakaya.

Di sisi pelanggan, mereka pun juga memiliki banyak pertimbangan.

Contohnya, saat mereka dirundung tekanan hirarki senpai/kokai (senior/junior) yang mempengaruhi siapa melayani siapa saat makan.

Malah, beberapa orang merasa terpaksa makan  di izakaya bersama pimpinan mereka karena ingin naik jabatan.

Walaupun begitu, Iguchi memberikan saran yang baik agar para pelanggan hanya memesan sedikit hidangan sekaligus. Hal inilah yang biasa dilakukan di izakaya.

Bukan hanya menikmati hidangan hangat-hangat, hal ini juga mencegahmu memesan makanan terlalu banyak sehingga pelayan izakaya harus bolak-balik ke mejamu untuk mengambil piring yang sudah kosong.

Dengan begitu, kedua belah pihak sama-sama senang walaupun mereka tengah mengadakan bonenkai, acara minum di akhir tahun yang dibenci orang-orang.

Sumber: SoraNews24/Yahoo! Japan News/News Post Seven

Halaman:
Editor : Ni Luh Made Pertiwi F

Komentar

Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar dibawah ini! *S&K berlaku
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.