Yen Jepang Menguat Terhadap Dolar AS, Pertama Kali Sejak Januari 2024

Uang kertas yen Jepang baru. (KORESPONDEN TRIBUNNEWS.COM/RICHARD SUSILO) KORESPONDEN TRIBUNNEWS.COM/RICHARD SUSILO

Melansir kantor berita AFP pada Senin (5/8/2024), yen melonjak melampaui 145 per dolar pada Senin untuk pertama kalinya sejak Januari 2024.

Hal itu terjadi setelah Bank of Japan (BoJ) menaikkan suku bunga minggu lalu dengan pembicaraan tentang pengetatan lebih lanjut.

Satu dolar dibeli 144,77 yen dalam perdagangan Senin pagi, jauh lebih kuat dari level mendekati 162 yang dicapai pada awal Juli.

Angka tersebut merupakan level terlemah yen Jepang sejak 1986.

Menurut pengamatan Ohayo Jepang, Selasa sore (6/8/2024) 1 yen sama dengan sekitar Rp 111,47.

Sebelumnya, Bank of Japan kembali mengakhiri program pelonggaran moneter besar-besarannya pada Rabu (31/7/2024) dengan menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya dalam 17 tahun.

Hal itu juga mengindikasikan rencana untuk menaikkan lebih banyak lagi suku bunga jika perekonomian berjalan sesuai harapan para pejabat.

Baca juga: Uang Kertas Yen Jepang Baru, Dilengkapi Hologram 3D untuk Perangi Pemalsuan

Kebijakan sangat longgar yang telah berlangsung lama telah menjadikan BoJ sebagai bank sentral yang berbeda dalam beberapa tahun terakhir dan telah menekan nilai yen.

Data yang dirilis Rabu malam mengungkapkan bahwa kementerian keuangan menghabiskan hampir 37 miliar dolar AS (sekitar Rp 598,3 miliar) untuk menopang mata uang Jepang selama sebulan terakhir, menyusul intervensi termahalnya di pasar valas awal tahun ini.

Setelah pertemuan kebijakan dua hari, BoJ menetapkan suku bunga sebesar 0,25 persen, naik dari suku bunga sebelumnya nol hingga 0,1 persen.

Langkah tersebut dilakukan setelah kenaikan suku bunga pada Maret yang merupakan pertama kali sejak 2007.

Cara itu juga mengakhiri kebijakan suku bunga negatif yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan di ekonomi terbesar keempat di dunia.

Keputusan pada Rabu, yang juga merinci rencana untuk memangkas pembelian obligasi pemerintah, membantu mendorong yen ke 150,41 terhadap dolar.

"Oleh karena itu, bank akan terus menaikkan suku bunga kebijakan dan menyesuaikan tingkat akomodasi moneter jika ekonomi Jepang bergerak sesuai dengan prediksi," kata BoJ.

Beberapa analis telah memperkirakan pembuat kebijakan akan menunggu hingga musim gugur untuk menaikkan suku bunga karena konsumsi yang lesu di Jepang.

Sementara upah meningkat, hal ini telah diredam oleh inflasi yang telah berada di atas target bank sebesar dua persen sejak April 2022.

Baca juga: Pemerintah Jepang Sepakat Naikkan Upah Minimum 50 Yen, Jadi Rp 112.000-an per Jam

Gubernur Kazuo Ueda berusaha meyakinkan pengamat pasar bahwa langkah terbaru tersebut tidak terlalu berisiko.

"Kenaikan suku bunga masih sangat rendah sebagai suku bunga riil. Itu tidak akan berdampak besar dan negatif pada ekonomi," katanya kepada wartawan.

Kenaikan upah telah terlihat di seluruh Jepang dalam berbagai sektor, di antara usaha kecil dan besar, kata Ueda, dengan harga dan upah diperkirakan akan terus meningkat.

"Mengenai konsumsi pribadi, meskipun dampak kenaikan harga terlihat, pandangan kami adalah bahwa dampaknya tetap sangat kuat," tambahnya.

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!