OhayoJepang - Teuchimenho Maruichi adalah kedai mie legendaris di Nagoya, Jepang. Kedai ini tepatnya berlokasi di daerah Kamimaezu yang berdekatan dengan pusat pertokoan Osu.
Walaupun terletak di dalam area perumahan yang tenang, kedai ini dipenuhi pengunjung begitu memasuki siang hari. Berikut adalah rahasia kepopuleran dari kedai Maruichi.
Sakura-Ten, udang goreng tepung bervisual indah dalam porsi besar
Sakura-ten atau salah satu jenis tempura yang dibuat dengan sakura ebi (udang langka yang hanya bisa ditangkap di daerah Shizuoka) merupakan menu favorit yang pasti dipesan oleh wisatawan.
Sakura-ten dapat dipesan bersama menu lainnya, seperti nasi atau mie udon, misonikomi (kuah dengan campuran miso yang kental), dan lain sebagainya.
Selain harum, Sakura-ten juga memiliki rasa yang manis dan bertekstur renyah. Anda dapat memakannya begitu saja atau mencelupkannya ke dalam kuah kaldu terlebih dahulu.
Sakura-ten yang mulai dijual sejak 15-16 tahun yang lalu ini awalnya hanya dijual pada masa musim panen udang. Namun, akhirnya Sakura-ten menjadi menu yang dibuat harian berkat banyaknya permintaan pengunjung.
Dalam proses pembuatannya, Sakura-ten telah beberapa kali mengalami kegagalan seperti tidak matang ataupun gosong hingga akhirnya menjadi terkenal seperti sekarang.
Menurut pemilik kedai yang saat ini sudah sampai ke generasi keempat, dibutuhkan pengalaman dan teknik tersendiri untuk dapat menggoreng sakura ebi beku yang ditangkap di Pelabuhan Yui yang berada di Kota Shizuoka.
Oji-don no Sakura-ten Set (1.130 Yen) merupakan menu set berisi Sakura-ten, nasi, dan udon porsi kecil.
Cita rasa yang telah dipertahankan oleh 4 generasi selama 120 tahun
Selain Sakura-ten, kelezatan mie dan kuah kaldu juga menjadi daya tarik kedai tua yang telah berdiri sejak 1897 ini.
"Walaupun mie-nya enak, bila kuahnya tidak enak tidak akan artinya. Jadi, jangan pelit dalam membuat kuah kaldu," kata generasi-generasi sebelumnya kepada generasi keempat pemilik restoran ini.
Untuk itu, mereka menggunakan kaldu muro (sejenis ikan makarel) yang banyak digunakan oleh kedai-kedai mie di area Nagoya, serta menambahkan banyak kombu (rumput laut) untuk menghasilkan kuah dengan rasa yang kental dan lezat.
Kedai yang sering beripindah pada masa Perang Dunia ini telah mengalami berbagai episode dalam sejarahnya.
Pada masa itu, mereka berjualan hanya dengan mengandalkan bahan makanan yang dipasok oleh pemerintah saja. Selain itu, kedai mereka juga pernah dua kali terbakar akibat serangan udara saat perang.
"Saya tidak akan mengakui kamu (sebagai penerus) bila tidak memiliki ambisi untuk membuka sendiri kedai Maruichi," ujar generasi keempat ini pada putranya.
Meneruskan teknik pembuatan mie ke generasi selanjutnya
Kedai Maruichi sangat yakin dengan rasa mie teuchi (mie yang dibuat dengan menggunakan tangan) yang mereka buat.
Generasi keempat sendiri adalah kepala dari perkumpulan penelitian mie teuchi Nagoya yang dibentuk dengan tujuan meneruskan teknik pembuatan mie ke generasi-generasi selanjutnya.
Kare udon dengan daging sapi (750 Yen) juga menggunakan mie teuchi. Mie yang diulen dengan tangan ternyata akan menghasilkan tekstur kenyal yang berbeda-beda tergantung teknik teuchi, sekalipun menggunakan bahan tepung terigu dan air yang sama.
Mie yang dibuat oleh Maruichi memiliki tekstur yang kenyal dan lebih lezat saat dicampurkan kuah kaldu.
"Dibutuhkan waktu tiga tahun untuk mempelajari teknik membuat mie teuchi. Tapi, untuk menghasilkan mie yang lezat, itu baru permulaannya," ujar generasi keempat.
Mungkin cita rasa mie yang diturunkan secara turun-temurun, dan ambisi setiap generasi yang selalu ingin membuat mie yang lebih lezat dari yang telah diwariskan sebelumnya, menjadi rahasia kenapa kedai ini tetap dicintai dalam jangka waktu yang lama.
Informasi Tempat
Nama Toko: Teuchimenho Maruichi
Alamat: 1-12-26 Kamimaezu, Naka Ku, Nagoya Shi, Aichi Prefecture
Jam Operasional: 11.00-15.00 (LO 14.30), 17.00-20.30 (LO 20.00)
Hari Libur: Minggu dan hari libur nasional
Akses: 5 menit berjalan kaki dari stasiun Kamimaezu
Provided by Japan Walker™, Tokai Walker™ (22 August 2017)