McDonald’s Jepang menyampaikan permintaan maaf setelah kampanye promosi Pokemon Happy Meal menimbulkan antrean panjang dan keluhan di media sosial terkait pemborosan makanan.
Kartu edisi terbatas bertema Pokemon itu sangat populer, tidak hanya di kalangan anak-anak, melainkan juga kolektor dewasa.
Bahkan, ada kartu yang bernilai jutaan dolar di pasaran, membuat minat terhadap kampanye ini semakin tinggi.
Baca juga:
Melansir kantor berita AFP (13/8/205), kampanye ini diluncurkan pada Jumat lalu dan langsung menarik perhatian besar.
Banyak orang berbondong-bondong membeli paket Happy Meal dalam jumlah besar.
Mereka ingin mendapatkan kartu Pokemon edisi terbatas untuk dijual kembali di situs e-commerce dengan harga lebih tinggi.
Fenomena tersebut memicu keluhan di media sosial, termasuk laporan antrean panjang di gerai McDonald’s.
Beberapa unggahan memperlihatkan kantong plastik penuh berisi burger dan kentang goreng yang tidak dimakan.
Hal ini membuat sebagian orang menyebutnya sebagai kampanye “Unhappy Meals”.
Seorang pengguna X menuliskan kekecewaannya karena tidak bisa membeli Happy Meal untuk anaknya akibat ulah pembeli massal.
Keluhan lain menyoroti perilaku sebagian penggemar dewasa yang dinilai lebih mementingkan keuntungan daripada menghargai makanan.
McDonald’s Jepang mengakui adanya kasus pembelian besar-besaran yang berorientasi pada penjualan kembali sehingga menyebabkan makanan terbuang sia-sia.
Perusahaan menyatakan akan memperketat aturan pada kampanye berikutnya, termasuk dengan membatasi jumlah pembelian.
Sebelumnya, McDonald’s sudah menetapkan maksimal lima paket Happy Meal per orang.
Namun, beberapa pembeli mencoba mengakali aturan dengan kembali mengantre atau bersikap intimidatif terhadap staf.
Dalam pernyataannya, McDonald’s menegaskan akan menolak tindakan semacam itu di masa mendatang.
Perusahaan juga berkomitmen meminta platform e-commerce mengambil langkah lebih efektif untuk menekan penjualan kembali secara tidak bertanggung jawab.
Kekacauan seperti ini bukan yang pertama terjadi.
Kampanye McDonald’s di Jepang dengan kolaborasi seri manga populer, seperti “Chiikawa”, juga pernah menimbulkan masalah serupa.
Lonjakan minat, antrean panjang, dan aksi beli massal untuk dijual kembali kerap membuat pengalaman pelanggan biasa menjadi terganggu.
View this post on Instagram