“Seperti mengekstrak kopi menjadi espresso, kami menggiling sumber mineral hingga jadi serbuk halus seperti pasir,” kata Mita.
Menurutnya, banyak bubuk onsen yang dijual di pasaran hanyalah sintetis.
Bubuk itu lebih menekankan pada warna dan aroma rileksasi, tanpa benar-benar mengandung mineral penting.
Padahal, onsen sejati baru terbentuk setelah logam seperti besi, magnesium, dan seng larut ke dalam air dan menimbulkan efek terapeutik.
Teknologi Craft Onsen tetap menggunakan tanah dan mineral asli dari sumber air panas, lalu diolah dengan metode khusus agar larut dalam air.
Hasilnya berupa konsentrat yang dikemas dalam botol atau tangki kecil.
Botol itu bisa dikirim ke berbagai negara dan dituangkan kembali ke air untuk menciptakan pengalaman onsen asli.
Onsen selama ini menjadi bagian penting dari budaya Jepang, tempat orang berendam bersama dalam air panas untuk relaksasi dan kesehatan.
Kementerian Lingkungan Jepang mencatat ada 28.000 sumber mata air panas di Jepang pada 2021.
Dengan teknologi baru ini, Le Furo menargetkan pasar di negara Teluk seperti Uni Emirat Arab, Oman, dan Arab Saudi.
“Di sana, air dianggap lebih berharga daripada minyak,” ujar Mita.
Ia optimistis budaya berendam yang sudah mengakar di Jepang akan menarik perhatian masyarakat negara tersebut.
“Di Jepang, kita punya budaya berendam lama untuk kesehatan. Saya percaya kisah itu akan mendapat sambutan hangat di luar negeri,” tambahnya.
Langkah Le Furo membuka jalan bagi onsen untuk dikenal sebagai warisan budaya sekaligus peluang bisnis yang bisa menyeberang batas negara.
View this post on Instagram