Salah satu tantangan adalah kurangnya informasi resmi yang jelas, sehingga banyak calon pekerja masih bingung membedakan SSW dan magang.
Ujian keterampilan dan bahasa Jepang juga menjadi hambatan, apalagi bagi yang belum terbiasa dengan bahasa tersebut.
Biaya persiapan seperti kursus, dokumen, dan ujian tetap menjadi beban, terutama bagi calon pekerja dari daerah.
Setelah tiba di Jepang, beberapa pekerja SSW menghadapi kendala administratif.
Beberapa di antaranya seperti mengurus asuransi, rekening bank, atau perpanjangan visa, jika tidak mendapat bantuan pihak ketiga.
Indonesia menjadi salah satu negara pengirim terbesar, terutama di sektor perawatan lansia dan manufaktur.
Laporan dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyebutkan, pemerintah aktif mempromosikan penempatan tenaga kerja ke Jepang melalui jalur SSW.
Program ini dinilai lebih manusiawi dan memiliki prospek jangka panjang yang lebih baik.
Pemerintah juga bekerja sama dengan otoritas Jepang untuk membuka lebih banyak pusat ujian dan pelatihan di Indonesia.
SSW menjadi peluang bagi warga Indonesia yang ingin bekerja di Jepang secara profesional dan terhormat.
Jalur ini memang menuntut persiapan yang lebih serius dibanding program magang, terutama dalam keterampilan dan penguasaan bahasa.
Semakin banyak pekerja Indonesia yang mulai melihat SSW sebagai pilihan yang lebih baik, meski prosesnya menantang.
Dengan informasi yang tepat dan persiapan yang matang, SSW bisa menjadi pintu menuju karier yang lebih stabil dan menguntungkan di Jepang.
Sumber:
Penulis: Karaksa Media Partner (Agustus 2025)
View this post on Instagram