Pada akhir Juli, suhu di Kyoto tercatat mencapai 40 derajat Celsius untuk pertama kalinya sejak pencatatan suhu dimulai.
Sementara itu, rekor suhu tertinggi di Jepang tahun ini mencapai 41,8 derajat Celsius.
Tahun 2023 tercatat sebagai musim panas terpanas yang pernah terjadi, dan disusul oleh musim gugur terhangat dalam 126 tahun terakhir.
Cuaca ekstrem ini berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.
Data mencatat sebanyak 38.608 orang dirawat di rumah sakit akibat heatstroke bulan lalu.
Meski jumlah ini turun dari 43.195 kasus pada Juli 2024, angkanya tetap tinggi dan menunjukkan kondisi yang membahayakan.
Panitia World Cosplay Summit menyebutkan bahwa pemindahan jadwal ini bukan hanya soal cuaca.
Perubahan ini juga bertujuan memperkuat upaya dalam menyambut lebih banyak peserta dari luar negeri dan menyesuaikan dengan tren pariwisata internasional.
Diharapkan, cuaca musim gugur yang lebih sejuk bisa memberikan pengalaman lebih nyaman bagi para cosplayer, pengunjung, dan seluruh pihak yang terlibat dalam acara.
Apalagi, banyak peserta datang dari negara dengan iklim berbeda dan tidak terbiasa dengan panas ekstrem.
Kondisi tersebut terbukti berbahaya. Menurut Kantor Pemeriksa Medis Metropolitan Tokyo, sebanyak 56 orang diduga meninggal akibat heatstroke pada Juni dan Juli tahun ini.
Sebagian besar korban berusia 60 tahun ke atas dan meninggal di dalam ruangan.
Dari 54 orang yang meninggal di dalam rumah, 38 di antaranya memiliki AC tetapi tidak digunakan.
Dengan jadwal baru di bulan November, penyelenggara berharap World Cosplay Summit bisa tetap menjadi ajang yang aman, inklusif, dan menyenangkan bagi komunitas cosplay global.
View this post on Instagram