Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency/JMA) secara resmi mencabut seluruh peringatan tsunami yang tersisa pada Kamis (31/7/2025).
Melansir Kyodo News (31/7/2025), pencabutan ini dilakukan setelah gempa magnitudo 8,8 mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, sehari sebelumnya.
Namun, warga dan pengunjung di sejumlah wilayah Jepang masih diminta untuk tetap waspada, terutama di kawasan pesisir Samudra Pasifik di bagian utara dan timur laut Jepang.
Baca juga:
Sebelumnya, gelombang tsunami sempat terdeteksi di lebih dari 10 lokasi setelah gempa berkekuatan magnitudo 8,8 mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka.
Gelombang setinggi 70 sentimeter terpantau pada Kamis pagi, menyusul gelombang setinggi 1,3 meter yang tercatat sehari sebelumnya di Pelabuhan Kuji, Prefektur Iwate.
Badan Meteorologi Jepang menyampaikan bahwa gelombang serupa diperkirakan dapat terjadi selama sekitar satu hari, merujuk pada kejadian sejenis pada 1952.
Hingga pukul 10.45 pagi waktu setempat, status advisory masih berlaku di sejumlah wilayah seperti Hokkaido, Aomori, Iwate, Miyagi, Fukushima, Ibaraki, dan Chiba.
Status serupa juga diberlakukan di Kepulauan Izu serta dua pulau di Prefektur Kagoshima, yakni Tanegashima dan Yakushima.
Pemerintah Jepang melalui juru bicara utamanya, Yoshimasa Hayashi, menyampaikan bahwa bencana ini menyebabkan satu orang meninggal dunia dan sepuluh lainnya mengalami luka-luka.
Korban meninggal adalah seorang perempuan berusia 58 tahun di Prefektur Mie.
Ia dilaporkan tewas setelah mobilnya terjun dari tebing setinggi sekitar 20 meter.
Sebelumnya, korban sempat memberi tahu keluarganya bahwa ia hendak memindahkan mobilnya ke tempat yang lebih tinggi, setelah peringatan tsunami diumumkan.
Beberapa layanan kereta api juga mengalami gangguan.
JR Hokkaido, misalnya, menghentikan sebagian layanannya sejak kereta pertama beroperasi pada hari Kamis.
Kondisi ini membuat sejumlah warga harus bermalam di pusat evakuasi.
Salah satu warga yang mengungsi adalah Kayoko Nakajima, perempuan berusia 76 tahun dari Kota Kushiro, Hokkaido.
Ia menyatakan bahwa ini adalah kali pertama ia mengalami evakuasi selama ini. Bersama sekitar selusin warga lainnya, ia menghabiskan malam di kantor pemerintahan kota.
Setelah gempa mengguncang pada pukul 08.24 waktu Jepang, peringatan tsunami dikeluarkan untuk wilayah pesisir dari Hokkaido hingga Prefektur Wakayama di Jepang bagian barat.
Sekitar dua juta orang diperintahkan untuk segera mengungsi atau mencari tempat yang aman.
Situasi evakuasi ini menjadi lebih sulit karena Jepang tengah dilanda suhu tinggi khas musim panas.
Meski begitu, tidak ada laporan kerusakan besar selain gelombang laut dan gangguan transportasi.
Dengan dicabutnya seluruh peringatan tsunami, warga kini dapat mulai kembali beraktivitas seperti biasa.
Namun, pihak berwenang tetap meminta kewaspadaan, terutama bagi mereka yang tinggal di dekat pantai.
Pemerintah juga terus memantau situasi dan siap memberikan informasi lanjutan apabila terjadi perubahan.
© Kyodo News
View this post on Instagram